"Keren! Aku masih belum bisa mengubah pola pikirku menjadi sepertimu,"
"Jangan, jadilah seperti ini terus, Kalau bukan kau dan Val, lantas siapa yang akan memuji isi otakku?"
Sejak kecil Hardwin memang dikenal sebagai bibliophile di kalangan keluarga besar. Ia kerap mencari buku-buku unik dan kuno di Pasar Portobello yang selalu buka di hari Jumat dan Sabtu setiap pekan. Positifnya, Hardwin lebih memilih menabung uang jajannya untuk membeli buku yang seharga satu unit motor baru.Â
Ibu atau ayah tak pernah melarang Hardwin dengan bibliofilisme-nya asalkan ia tak sampai menyerupai Stephen Carrie Blumberg yang membuat perpustakaan pribadi dimana 23.600 buku di sana adalah hasil curian.
Kadangkala Val sangat ingin mendengar fakta bahwa Hardwin bukan adik sekandungnya. Mereka begitu berbeda dan Hardwin sangat menyebalkan. Hardwin menggunakan kepintarannya untuk mempermalukan saudarinya. Val merasa selalu dianggap bodoh.
*
Sebentar lagi Hardwin akan merayakan ulang tahunnya. Jika bukan karena orang tuanya, Val sama sekali tak ingin memberikan kejutan apa-apa. Dengan terpaksa sejak dua minggu terakhir Val berpikir keras, hadiah apa yang cocok untuk adiknya.
Saat otaknya mulai lelah, sebuah ide baru muncul dalam otaknya. Val mulai mendatangi banyak pasar loak yang tersebar di kota ini. Dengan bantuan bapak tua Alton, si pemilik toko, Val mendapatkan buku kuno dengan harga miring. Alton mengenal adiknya dengan sangat baik. Mereka sering terlibat dalam banyak diskusi tentang buku-buku kuno yang banyak dicari kolektor. Alton sangat paham buku apa yang diinginkan Hardwin dan apa yang dijualnya pada Val hari ini adalah salah satu buku impian Hardwin.
Val tak langsung pergi setelah menyelesaikan akad jual beli, ia meraba cover buku berbahan kulit pohon, bertuliskan Fetuu Gagana, kemudian ia menyempatkan diri membuka lembar demi lembar halaman buku itu. Huruf-huruf di dalamnya sulit dipahami.
Alton memperhatikan gadis muda konsumen pertamanya hari ini.