"Apa maksudmu?" Balas Cello sambil menggoncangkan gelas wine di tangannya.
"Sepertinya Val menyukaimu,"
Seakan tertimpa runtuhan bangunan Champlain Towers South, seketika  Val merasa kepalanya sakit dan dadanya sesak. Bagaimana bisa adik kandungnya mempermalukannya langsung di hadapan orang yang ia sukai.
Cello terbahak, hampir tersedak Domaine du Vissoux yang belum 100 persen masuk ke tenggorokannya. Humor Hardwin kali ini benar-benar membuatnya tertawa.
"Jika memang kalian akan menikah, itu wajar," terang Hardwin tenang.
"Apa kau tidak bisa menghentikan lawakan kampunganmu?" Val kali ini tak bisa lagi menahan emosi. Tangannya yang terkepal ia sembunyikan di balik tubuhnya.
"Tenang, Val. Mungkin kau bisa menjadi seorang ilmuwan setelah menikahi Cello. Â Albert Einstein dan Charles Darwin menikahi sepupu mereka. Bukankah ini sebuah ide bagus? Yah, walaupun mereka menjadi ilmuwan dulu baru kemudian menikah, tapi kita perlu percaya pada keajaiban Tuhan, bukan?"
Cello membenarkan posisi duduknya, sepertinya ia bisa membaca situasi ini bukan lagi sekedar bincang-bincang sederhana. Ia bisa melihat ekspresi Val yang berbeda dari biasanya.
"Aku salut padamu, Bro. Sepertinya hobi membacamu sudah sampai kemana-mana." Cello berusaha mencairkan suasana.
"Lumayan, aku lebih suka menyisihkan uang jajanku untuk bertumpuk-tumpuk buku dari pada hanya sekadar menonton acara music bersama teman-temanku yang tidak berguna."