Selanjutnya, yang bisa masuk ke kelompok dasar untuk siswa yang bisa membaca tetapi tidak dengan penuh perasaan dan tidak ekspresif, belum mengerti dan memahami isi bacaannya, warna suaranya masih kaku dan belum percaya diri, masih mengeluarkan suara, bibir komat-kamit, terdengar suara mendesis, dan selama membaca kepala digerakkan.
Akhirnya, siswa yang dikategorikan kelompok cakap/mahir adalah mereka yang sedikit demi sedikit bisa mengakses dan menemukan isi teks, menginterpretasi dan memahami isi teks, dan mengevaluasi dan merefleksikan isi teks, serta mendramatisir teks.
Setelah semua siswa diklaster berdasarkan kategori tersebut di atas, maka tugas tim kerja selanjutnya adalah merumuskan meteri ajar per masing-masing kategori untuk selanjutnya dijabar ke dalam modul bimbingan.
Berikut adalah contoh materi yang hendak diberikan..
Kategori
Pokok MateriÂ
Intervensi Khusus
- Menulis dengan benar
- Membaca dengan tidak terbata-bata, intonasi suara yang wajar, menguasai tanda-tanda baca, membaca dengan jelas dan terang
Dasar
- Membaca dengan penuh perasaan dan ekspresif, mengerti dan memahami bahan yang dibacanya, membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bacaan, membaca dengan penuh percaya diri.
- Membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa desis apa pun, membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala dan lebih cepat
- Menulis karangan di mading sekolah
Cakap/ Mahir
- mengakses dan menemukan isi teks, Â menginterpretasi dan memahami isi teks, dan mengevaluasi dan merefleksikan isi teks.
- Mendramatisir teks
- Menulis karangan ilmiah popular
Bila semua hal mendasar tersebut dinyatakan beres, maka hal yang paling penting juga adalah penetapan roster kegiatan dan waktu pelaksanaan. Kami pun sepakat bahwa kegiatan dilakukan setiap sabtu (yang locus pelaksanaanya bebas menurut kesepakatan kelas) Â di pekan pertama dan ketiga dalam bulan. Waktu kegiatan yang pernah dilaksanakan rutin di setiap Sabtu dalam pekan tersebut harus diselingi dengan kegiatan pengembangan bakat di pekan kedua dan keempat. Ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kegiatan literasi sebisa mungkin dikondisikan enjoy, nyaman, jauh dari tekanan, dan akrab dengan permainan.
Tentu sekolah tidak berhenti pada perencanaan dan impelemantasi tanpa ada evaluasi atas kegiatan peningkatan kompetensi literasi. Semua diwajibkan untuk melakukan asesmen kepada siswa dampingannya, baik secara formatif maupun sumatif.