Mohon tunggu...
Tobi J. Doseng
Tobi J. Doseng Mohon Tunggu... Guru - Biarlah gelas yang kuminum cukup setengah penuh.

Kehormatan terbesar dalam hidup saya adalah jika saya total mencintai diri, keluarga, sesama, dan profesiku. Untuk itu, segala yang bernada positif adalah tamu pertama yang kupersilakan memasuki pikiranku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengurai Benang Kusut Literasi di SMAN 3 Poco Ranaka

27 Januari 2025   18:59 Diperbarui: 27 Januari 2025   18:59 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Untuk itu, tantangan yang sebenarnya yang harus kami penuhi adalah kompetensi literasi di tahun 2025 ada pada wilayah peringkat menengah (41-60%), bahkan di menengah atas (61-100%). Patokan yang dalam dirinya sebagai sebuah tuntututan sebagaimana yang sudah terpenuhi oleh elemen lain di luar kedua elemen tersebut.     

Dan untuk mempertajam tercapainya tuntutan di atas, maka beberapa pertanyaan penutun perlu diberikan, antara lain:

  • Bagaimana mengukur kompetensi literasi dari peserta didik yang tidak ambil bagian dalam AN? Masalah ini segera dicari jalan keluar agar data dari Rapor Pendidikan tidak dinilai mengada-ada. Tetapi benar-benar sesuai kondisi riil di sekolah kami.
  • Agar pula semua berjalan sesuai rencana:
  • Apakah action plan-nya diatur secara reguler atau di luar jam sekolah?
  • Materi apa saja yang diberikan? Bagiamana teknik asesmen untuk mengukur perkembangannya? Siapa-siapa yang bertanggung agar program berjalan lancar?
  • Siapa-siapa pihak di luar sekolah yang bisa berkolaborasi untuk meningkatkan kompetensi literasi?

Aksi Nyata yang Dilakukan

Adanya tantangan yang sudah dipatok maupun pertanyaan-pertanyaan sebagai pengikutnya di atas, tidak dimaksudkan untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang teoretik dan indikator kinerjanya absurd terpenuhi. Namun kedua-duanya adalah tagihan yang harus tercapai. Bagaimana langkah-langkahnya? Berikut penjelasannya.

Pertama, semua siswa harus diasesmen kemampuan literasi dan numerasinya. Langkah ini diambil karena jumlah siswa yang mengikuti AN hanya 30% dari keseluruhan siswa yang ada. Lalu, apakah yang 70% yang tidak ikut AN akan memperburuk hasil yang sudah ada ataukah mencatat hasil yang menggembirakan seperti elemen lain diluar kedua elemen tersebut?

Berdasarkan ketakutan tersebut, maka kami memutuskan agar semua siswa, dari fase E sampai dengan fase F, wajib mengikuti asesmen literasi dasar. Metode asesmen yang kami pilih benar-benar kami mempertimbangkan kondisi yang kami miliki, baik potensi dan karakter siswa maupun kompetensi guru dan sarpras yang dimiliki sekolah.

Untuk itu, sebelum asesmen berlangsung, seharian kami duduk bersama untuk membentuk tim kerja, menentukan metode asesmen, merumuskan ragam soal yang diberikan, menentukan waktu, dan ruang pelaksanaan asesmen.

Berkat duduk bersama tersebut dihasilkan beberapa kerangka kerja, yaitu 1) satu orang guru (jumlah guru ada 26 orang) menangani 12 siswa 2) dengan teknik asesmen face to face. 3) Soal yang diberikan bersumber dari teks bacaan yang sudah ditetukan oleh tim dan tingkatan pertanyaannya pun secara elaboratif. Sementara 4) waktu pelaksanaannya dipilih pada hari Sabtu setelah senam pagi bersama. Dan 5) tempat pelaksanaan tidak meluluh di dalam kelas tetapi bisa di bawah pohon atau di teras kelas.

Sepanjang asesmen berlangsung, ada beberapa tata tertib yang wajib dimiliki para guru, yaitu 1) roman muka harus menunjukkan keramahan. Tidak diperkenankan menunjukkan wajah amarah, jengkel, atau kesal. 2) Ciptakan suasana nyaman selama asesmen berlangsung. Jika siswa tampak mulai lelah, lakukan ice breaking. 3) Pertanyaan yang diberikan juga tidak boleh terlalu baku dan formal serta jauh dari pengalaman hariannya. Dan 4) di mana asesmen berlangsung adalah kesepakatan bersama.

Setelah kami melakukan asesmen, di hari berikutnya kami kembali duduk bersama untuk menganalisis hasilnya. Kami kategorikan hasilnya mengikuti klaster rapor pendidikan 2022, yaitu kelompok intervensi khusus, kelompok dasar, dan kelompok cakap/mahir.

Kelompok intervensi khusus dikhususkan bagi siswa yang membacanya masih terbata-bata, intonasi suaranya buruk, belum menguasai tanda-tanda baca, dan belum membaca dengan jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun