Mohon tunggu...
Tmarsyam
Tmarsyam Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Seorang freelancer penulis fiksi. Pengurus beberapa personal blog. Kunjungi akun instagramnya di tautan terlampir. Salam literasi!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Bunga untuk Sahabat

18 Juni 2018   16:33 Diperbarui: 18 Juni 2018   16:45 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ia meninggal dalam perjalanan pulang dengan sepeda motor kesayangannya.

Mamanya juga mamaku sempat mengingatkan dia untuk lebih memilih mengendarai mobil daripada sepeda motor. Mungkin tingkat kemungkinan selamat itu akan ada pada kecelakaan yang ia alami. Namun semua itu hanyalah pengandaian semata dariku. Dari perasaan yang belum sama sekali menerima kepulangannya kepada Tuhan.

"Sudah, nak! sudah."

"Kenapa ketika mama datang barulah kau menangis untuk Nick?" tanya mamaku.

"Mama sudah menyadarkanku dari hanyalan berbincang dengan Nick. Kini kembali aku sadar, Ia tidak lagi disini, ma."

lalu tumpahlah kembali air mataku.

"maafkan mama, sayang. maafkan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun