Karena saya bukan pemeluk agama Budha atau Hindu,maka walaupun sudah seringkali berkunjung keberbagai wihara atau kuil,namun sepintas masih kesulitan membedakan ,mana yang kuil Budha dan mana yang kuil Hindu. Mungkin kira  kira sama,dengan membedakan mana yang gereja Katholik dan mana yang gereja Kristen
Dibangun hampir seabad lalu, yang mengagumkan adalah kuil ini masih terjaga dan terawat rapi dan apik, menonjolkan sisa-sisa kebesaran jaman Hindu dengan ukiran dan pahatan pada hampir setiap ornamen yang ada di dalam bangunan ini.
Menurut A Ho ,pulau ini unik karena merupakan perpaduan antara budaya Melayu dan Cina,serta India.Tidak lepas dari komposisi warganya,khusus di Penang ini, adalah sekitar fifty fifty antara etnis Melayu + etnis India dibandingkan warga yang berasal dari etnis Cina. Kata :" tionghoa" agaknya kurang akrab terdengar disini,karena dari warga etinis Cina sendiri, menyebut diri mereka adalah turunnan Cina,bukan Tionghoa. Â Bahasa yang digunakan merupakan bahasa gado gado,yakni bahasa Melayu yang dicampur dengan kata kata bahasa Inggeris yang sudah diadopsi menjadi bagian dari bahasa Melayu. Sedangkan warga dri etnis Cina sendiri, masih tetap berbicara sehari harian dalam bahasa Mandarin.Â
Tulisan ini ,tentu bukan merupakan sebuah penilaian,karena mustahil dalam waktu kunjungan yang begitu singkat dapat memberikan gambaran ,apalagi sampai memberikan penilaian penilaian. Hanya sekedar selayang pandang, sebagai seorang pelancong di sini.
Kendati perbedaan dalam hal berbicara dalam berinteraksi,perbedaan budaya dan agama, namun di Pulau Penang ini, tidak pernah terjadi bentrokan phisik antara warga turunan Cina dan Warga Malaysia dari etnis Melayu,serta India.. Mungkin dalam hal ini, kita dapat mencontoh ,bagaimana atau apa saja yang dilakukan oeleh pemerintah dan masyarakat, untuk mencegah dan mengawal keamanan dalam negeri mereka,kendati hidup berbeda dalam banyak hal.
Di sini kita dapat menyaksikan warisan budaya, yang bersifat multikultural, yang pernah hidup secara berdampingan. Beragam agama dan budaya bertemu dan hidup bersama. Kondisi ini mencerminkan bahwa hidup bersama dalam keberagaman itu sesungguhnya sudah diaplikasikan sejak ratusan tahun lalu. Buktinya adalah berupa candi, kuil, masjid, dan gereja yang masih utuh dan terawat dengan baik.