Padahal, kalau kita membaca sejarah, pengaruh kolonial Eropa sudah ada sejak abad ke-15 atau hampir 500 tahun lalu. Sekalipun dalam perjalanan waktu yang amat panjang, para pemegang tampuk kekuasaan silih berganti, tidak terjadi penghancuran bagunan kuno tersebut. Karena penduduk di sini amat memahami bahwa kota ini walaupun secara formalnya merupakan bagian dari kerajaan Malaysia, namun sekaligus merupakan warisan kekayaan dunia.
Satu contoh saja, ketika membaca ada spanduk dengan huruf mencolok :" Larian Lomba Merdeka" .Nah ,terpaksa saya harus tanya dulu pada sepupu ,apa artinya kalimat tersebut. Ternyata maksudnya ada pendaftaran Lomba Lari dalam merayakan hari Kemerdekaan Malaysia, pada tanggal 31 Agustus mendatang,,, Oooh,gitu ,,baru tahu saya maksudnya. Dalam berinteraksi dengan para sepupu kami berbicara dalam bahasa gado gado, yakni : Melayu campur Inggeris dan terkadang diselingi dengan sepotong dialek Hokkien.. Saya cuma bisa bilang :" tampo tampo esailah atau kamsiaaa".Yang penting, you understand me and I understand you
Kalau mau mengelilingi Pulau Penang ini,butuh waktu setidaknya satu minggu berada di sini.Tapi setidaknya sekilas dari laporan pandangan mata dari Pulau Penang ini,sudah tersampaikan,
(Catatan : seluruh foto dokumentasi pribadi tjiptadinata effendi)
Pulau Penang. 15 Agustus, 2016
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H