Mohon tunggu...
Tjhen Tha
Tjhen Tha Mohon Tunggu... Insinyur - Speed, smart and smile

\r\nIa coba menjelaskan bahwa kebiasaan dalam keluarga kita selalu menggunakan nick-name atau panggilan sayang, huruf (i) didepan nama Tjhentha bukanlah arti turunan produk Apple seperti iPhone, iPad atau iPod tapi itu adalah sebutan sayang untuk orang yang dicintai. jadi huruf (i) di depan nama itu bukanlah untuk maksud pembeda gender. Tjhentha itu sendiri berasal dari dua suku kata Tjhen Tha, karena dulu belum ada huruf C maka di tulis Tj dan aslinya adalah Chen Tha yang berarti Cin-Ta.\r\niCinta dalam artian makna orang yang dicintai dalam kondisi pasif (dicintai) karena ia masih dalam kandungan. Ketika ia sudah lahir, iCinta berubah menjadi Cinta yang berubah peran jadi aktif sebagai kata kerja atau kewajiban (mencinta). Kewajiban Cinta sama derajadnya seperti kewajiban sholat, haji, puasa, zakat dll. sebagaimana dituliskan dalam Qs 42:23.\r\n“Katakanlah hai Muhammad, tidak aku pinta upah atas dakwahku kepada kalian melainkan kecintaan kalian kepada keluargaku (Ahlulbait).”\r\nOrang tuaku menyampaikan pesan dan wasiatnya dalam namaku untuk membayarkan utang mereka kepada Rasulullah yang telah mengajarkan Islam kepada mereka.\r\nSemoga aku bisa membayar hutang-hutang kami kepada Rasulullah saw dengan men-Cintai Ahlulbaitnya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Memahami "Stall & Blackout" di Dunia Penerbangan & Kelistrikan

7 Oktober 2019   05:22 Diperbarui: 7 Oktober 2019   11:01 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semestinya saat ini nama tersebut bisa diganti kepada nama yang bernuansa lebih positif seperti Pusat Pengaturan Pembangkitan (P3).

Sebenarnya P3 berfungsi sebagai pilot layak pada pesawat terbang. P3 juga menjamin keselamatan operasi kelistrikan dan menentukan berapa besar profit yang dapat dihasilkan perusahaan. 

Apakah perusahaan akan merugi nantinya tergantung bagaimana P3 memasukan pembangkit-pembangkit yang efisien dan berbiaya murah kedalam sistim.

Sempat terjadi pembicaraan santai dengan seorang pilot helikopter dari sebuah kontraktor perusahaan minyak. Pilot tersebut menolak permintaan direktur perusahaan untuk memotong pendapatannya yang berbasis jam terbang karena sudah jauh melampaui pendapatan direkturnya.

Pilot pesawat P3 mestinya juga mempunyai pendapatan selevel atau lebih dari direktur perusahaan karena merekalah yang akan menentukan profit perusahaan dan menanggung resiko ketikan terjadi kegagalan sistim atau blackout.

Disisi lain, bisa saja operator P3 diterpa moral-hazard dengan memasukkan kesistim pembangkit dengan alasan efisiensi tinggi (EF) namun dalam kepemilikan swasta sehingga pembangkit perusahaan akan semakin terpinggirkan dan merugi.

Kembali kepada kejadian blackout sistim kelistrikan terjadi dan sudah disebutkan karena adanya kegagalan transmisi dan terjadi pada beban rendah dan pada saat akhir pekan. Perlu dicatat ini adalah kondisi kritikal pada sistim ketenaga listrikan.

Adanya kebutuhan transfer daya dari timur ke barat adalah satu indikasi kelemahan dalam perencanaan dan pembangunan sistim. Idealnya masing-masing sistim mencukupi dirinya dan interkoneksi digunakan untuk meningkatkan keandalan sistim.

Dalam dunia penerbangan kondisi ini digambarkan seperti pesawat komersil yang terbang dengan satu mesin disebelah sayapnya. Tentu saja pesawat bisa berjalan karena sudah diperhitungkan tapi tidak handal. Hal ini masuk dalam kategori kegagalan perencanaan sistim.

Dalam sisi operasi, sang pilot P3 harus memahami kondisi kritikal sistim diantaranya Lebaran, Natal dan Tahun Baru semua itu termasuk situasi atau kondisi kritikal.

Sudah semestinya mengoperasikan sistim dalam kondisi kritikal adalah dengan menggunakan seluruh sumberdaya pembangkit lokal dan menggunakan interkoneksi transmisi hanya untuk menjamin keandalan sistim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun