Mohon tunggu...
Efendi
Efendi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hiking

Hobby hiking, baca buku, menulis, mendengarkan musik tradisionil Kecapi, Suling Sunda, pop, klasik.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

100 Hari Bersama Uskup Bandung

16 Juli 2022   17:00 Diperbarui: 22 Juli 2022   08:55 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 Karena saya merindukan Surga, dan itulah iman, yang saya ucapkan setiap hari minggu dalam Credo, dalam Syahadat Para Rasul: ‘akan kebangkitan badan dan kehidupan kekal’. 

Jika Tuhan menghendaki saya mati sekarang, siap tak siap saya harus mati, tetapi kalau Tuhan memberi kesempatan lebih, saya akan berusaha hidup dalam rahmat, hingga menjadi berkat lebih bagi banyak orang”.

Saudara saudari yang terkasih,

Yesus yang adalah jalan kebenaran dan kehidupan, menjanjikan tempat tinggal di Rumah Bapa bagi siapapun. Tempat kehidupan baru yang bahagia, Surga, akan selalu tersedia. Kita tidak akan pernah kecewa karena kehabisan tempat. Ketika datang berkata,

“maaf full booked”.

Dan kita tidak akan kecewa pulang, ketika datang berkata,

“maaf kelebihan penumpang, kebanyakan orang, over booked”.

“Tapi saya sudah punya tiket”.

“Tidak! Over booked! Tidak ada tempat lagi! Saudara berada di waiting list!

Tidak! Surga, ada selalu tempat bagi setiap orang yang membawa tiket itu. Tiket akses masuk Surga, ke tempat itu, harus dibuat oleh kita sendiri dengan cara : percaya kepada Yesus yang adalah gambaran sempurna dari Allah yang kaya akan belas kasih, kaya akan rahmat, dan dengan menghadirkan Yesus melalui perkataan dan perbuatan sehari-hari. 

Jalan menuju tempat itu sudah ditunjukkan oleh Yesus sendiri. Dan kita harus lewat Yesus yang adalah pintu, “Aku adalah Pintu”. Maka kita diminta pergi atau keluar melalui pintu Yesus untuk dapat berkarya, mungkin di tengah pasar dan mengakhirinya, karya, pulang masuk kembali melalui pintu yang sama, seperti domba, dengan berdoa syukur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun