Keindahan Ide dan Pengetahuan
Pada tahap ini, cinta beralih ke dunia ide dan pengetahuan. Seseorang menjadi tertarik untuk menciptakan sesuatu yang abadi melalui pemikiran, karya seni, atau kontribusi intelektual yang bermanfaat bagi manusia.
Keindahan Itu Sendiri
Puncak dari perjalanan cinta adalah pemahaman tentang Keindahan Absolut. Pada tahap ini, cinta tidak lagi terikat pada individu atau benda tertentu, tetapi menjadi apresiasi terhadap esensi keindahan yang tidak berubah, abadi, dan menjadi sumber dari semua keindahan lain.
Tahapan ini menunjukkan bahwa cinta sejati tidak berhenti pada hubungan emosional atau fisik, melainkan membawa manusia pada perjalanan transformatif menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia dan keberadaan.
Cinta sebagai Dorongan untuk Menciptakan Keabadian
Diotima juga mengajarkan bahwa cinta adalah dorongan untuk menciptakan sesuatu yang abadi. Ini bisa berupa keturunan secara fisik, tetapi yang lebih penting adalah penciptaan intelektual dan spiritual. Melalui cinta, manusia tergerak untuk melahirkan ide, seni, atau kebijaksanaan yang bertahan melampaui hidup mereka sendiri. Dengan demikian, cinta tidak hanya bersifat personal, tetapi juga menjadi kekuatan yang mendorong perkembangan peradaban.
Relevansi Plato tentang Cinta di Dunia Modern
Pemikiran Plato tentang cinta memiliki relevansi yang mendalam di zaman modern. Di tengah budaya yang sering kali mendefinisikan cinta dalam kerangka romantis atau fisik, Plato mengingatkan kita bahwa cinta sejati adalah perjalanan menuju pengembangan diri dan pencapaian makna hidup yang lebih besar.
Cinta, dalam pandangan Plato, adalah sarana untuk memahami diri sendiri, dunia, dan keindahan yang abadi. Ia mengajarkan bahwa cinta bukan hanya tentang mendapatkan, tetapi juga memberi, menciptakan, dan menghormati apa yang melampaui batas individu.
Di dunia yang terfragmentasi oleh konflik dan ketidakpastian, gagasan Plato tentang cinta sebagai dorongan menuju harmoni dan keabadian dapat menjadi inspirasi. Cinta tidak hanya menghubungkan manusia satu sama lain, tetapi juga mengarahkan kita pada tujuan yang lebih besar: mencari kebenaran, keindahan, dan kebijaksanaan.
Melalui Symposium, Plato mengajarkan bahwa cinta adalah kekuatan transformatif yang mampu mengubah manusia dan dunia. Dalam cinta, manusia menemukan dorongan untuk menciptakan sesuatu yang bermakna dan menemukan hubungan yang mendalam dengan apa yang abadi dan ilahi. Cinta, bagi Plato, adalah jalan menuju kehidupan yang lebih bermakna, lebih indah, dan lebih penuh kebijaksanaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H