Sekarang giliran suami yang harus fokus untuk menyelesaikan skripsi dan kuliahnya. Tabungan kami tentu saja semakin terkuras untuk pembiayaannya. Berkah yang lain tiba, ketika beberapa bulan kemudian aku berhasil merintis home industri minuman tradisional semacam yang dijual ibu-ibu di desa tempatku KKN. Aku memilih sebuah pasar tradisional sebagai tempat jualanku sambil momong anak. Semakin hari produk-produkku semakin laris. Akhirnya aku mengambil beberapa orang karyawan untuk membantuku. Alhamdulillah aku bisa membalas kebaikan suami dengan mengatasi persoalan keuangan selama dia ngebut skripsi serta KKN. Pada akhirnya, aku dan suami bisa menyelesaikan kuliah kami dengan baik meskipun telah menikah dan punya anak. Meskipun tidak mudah, Allah izinkan kami tetap mandiri dan bisa menjaga keseimbangan dalam urusan keluarga, pendidikan serta mencari nafkah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H