Kepemimpinan Agile dalam penanganan pandemi Covid-19 diarahkan untuk membentuk kesadaran masyarakat yang tinggi dengan habitus taat.
Habitus taat dibentuk oleh disposisi nilai (values) ketaatan yang muncul dari kesadaran. Kepemimpinan Agile akan menjadi role model bagi masyarakat yang dipimpin sehingga akan muncul aksi dengan basis kesadaran individu yang akan berdampak secara kolektif. Kita bisa mengetahui betapa budaya taat terhadap pemimpin di Korea Selatan pada hampir semua level kepemimpinan terjadi karena kepemimpinan agile di negeri ginseng tersebut. Setiap individu warga negara perlu memiliki kapasitas kepemimpinan agile ini. Korelasi antara kepemimpinan agile dan habitus taat akan sangat menentukan pencapaian tujuan bersama termasuk capaian untuk menurunkan kurva (lightening the curve) kasus Covid-19.Â
Strategi Penanganan Covid 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) hanya akan bias efektif dalam kepemimpinan agile dan habitus taat. Percuma dan akan sia-sia segala peraturan yang dibuat jika peraturan tersebut tidak diikuti hakikat pengaturan dalam kepemimpinan agile dan habitus taat. (TA) Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H