Lalu bagaimana dengan statusnya sebagai "titisan dewa"?
Dalam kidung Sudamala ada dua mahadewa turut mainkan lakon. Yang pertama adalah Batara Guru, mahadewa peninggalan Nusantara pra-Hindu, penguasa Kayangan Tengguru; dan yang kedua adalah Batara Brahma, mahadewa Hindi yang dikisahkan menjadi pasangan selingkuh Batari Umayi, affair yang menjadi pangkal tulah.
Karena sejak awal kita tak membahas mahadewa Nusantara, tetapi Hindi, maka serta-merta Brahma adalah tersangka yang menitis pada Dewa Putu Sahadewa (abaikan versi kakawin Sudamala di mana Batara Guru-lah yang merasuki Sahadewa).
Anda tidak yakin?
Baik. Coba jawab, mengapa judul antologi ini Penulis Mantra?
Mantra adalah rangkaian kata yang memiliki daya magis, ia mengalirkan energi yang mengubah hakikat sesuatu atau mengadakan sesuatu dari ketiadaan. Singkatnya, ia adalah kata yang berdampak mencipta.
Mencipta? Ini code keras, Tuan!
Siapakah di antara Mahadewa AOM bersandi mencipta? Tentu saja Brahma.
"But, don't judge a book by its cover," begitu yang selalu ditekankan Linda Tagi saat menyesatkan pecinta sastra pemula di komunitas kecilnya. Maka baiklah jika kita masuk ke halaman dalam.
Kosmologi Penciptaan dan Peleburan
Penulis Mantra adalah kitab deklarasi diri dan bocoran rahasia semesta dan kehidupan. Tentang awal semesta, Brahma diciptakan, hingga Siwa meleburkan. Ini bukan sebuah antologi puisi biasa. Ini sebuah himne, juga gita yang meringkas mahapurana.
"Dedari" adalah kisah awal semesta