Jadi, sebelum kita berangkat lebih jauh, ada dua hal menuntut mufakat kita. Pertama, jangan ulasan ini ditanggapi serius. Anggap saja kembang api, sekedar agar malam kita gempita. Kedua, jangan cemberut jika saya salah menafsir Penulis Mantra.
Siapa Dewa Sahadewa, Mengapa Penulis Mantra
Mari mulai dengan otak atik gathuk. Agar bisa menikmati, Anda terlebih dahulu harus yakin --atau berlaku seolah-olah yakin--bahwa tak ada peristiwa yang saling lepas-bebas di muka bumi. Satu peristiwa terikat-erat dengan yang lainnya, entah sebagai sebab, pun akibat.
Mengapa penyair ini, pada 47 tahun lampau diberi label Dewa Putu Sahadewa? Mengapa ia terlahir sebagai orang Bali penganut Hindu? Mengapa Penulis Mantra menjadi judul?
Dewa Sahadewa, abaikan Putu-nya, tentu bukan nama asal-asalan. Di dalamnya terkandung doa orang tua akan seperti apa kelak putera mereka. Bisa juga kedua orang tua hanya perpanjangan tangan semesta demi sebuah pesan.
Dewa yang diulang lagi pada akhir seperti hendak memberi penekanan jika inilah keyword-nya, atau mungkin menunjukkan level. Dewa dari dewa, seperti orang Manggarai menambahkan Mori (tuan, dari bahasa Bima) pada Kraeng (tuan, dari bahasa Bugis). Mori Kraeng, tuan dari tuan, adalah Tuhan.
Siapakah dewa dari dewa? Mahadewa! Apakah Sahadewa sekedar problem typo dari Mahadewa?
Dalam keyakinan Hindu, mahadewa adalah Trimurti, AOM, manifestasi kekuatan utama Brahman, Sang Hyang Widhi, Tuhan Semesta Alam, Allah, dalam tiga sosok: Pencipta (Utpathi) yaitu Brahma; Pemelihara (Sthiti) yakni Wisnu; dan pelebur (Pralina) adalah Siwa. Maka Dewa Sahadewa bisa jadi adalah awatara/avatar[1] salah satu dari 3 mahadewa itu.
Siapa?
Bagaimana jika Sahadewa bukan problem typo dari Mahadewa? Jika Sahadewa memang dimaksud sebagai Sahadewa.
Dalam kakawin Sudamala[2], tersebut lah tokoh utama, Sahadewa (atau Sadewa), bungsu Pandawa yang menyembuhkan kutukan Ra Nini, sosok rakshasi Batari Umayi, istri Batara Guru. Atas keberhasilannya, Sahadewa dijuluki Sudamala yang bermakna "menghilangkan penyakit."
Masyarakat Nusantara masa kini melafalkan Sudamala sebagai dokter! Terbukti Dewa Sahadewa yang kini dokter adalah kenyataan yang berhubungan dengan peristiwa pemberian nama 40-an tahun lampau.