Rupanya Kakak Adi paham kecanggungan itu. Ia meraih sendok, membagikan 'kacang lebaran' ke genggaman kami.
Kami menerima saja dan makan dalam diam. Malu.
Sejak peristiwa itu, cukup lama saya tidak muncul di rumah Adi. Bahkan ketika lebaran Idul Fitri tiba, saya menolak diajak  orang tua untuk pergi mengucapkan selamat. Orang tua saya berpikir jika saya sedang bertengkar dengan Adi.
Belasan tahun kemudian baru saya tahu bahwa kacang berwarna hijau itu adalah kacang polong jenis kacang Ercis yang digoreng. Ada juga yang menyebutnya kacang Kapri.
Tetapi saya kini tahu, yang benar adalah Ercis. Kacang Kapri dapat dimakan biji dan polongnya dan karena itu sering dijadikan sayur. Ercis hanya dimakan bijinya, kacangnya. Paragraf terakhir ini baru saya tahu saat ini.
Baca yang lain di SERI EDISI RAMADAN TILARIA PADIKA
***
Tilaria Padika
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H