"Aku mohon maaf atas nama kakekku, Cintya. Ia hanya seorang prajurit yang menjalankan perintah. Ia sungguh menyesal atas semua itu. Ia bunuh diri karena tak tahan terus hidup menanggung dosa."
***
"Apakah ia bertemu pujaan hatinya? Apakah mereka akan menikah? Apakah mereka akan mendapat anak yang ranum-ranum seperti buah-buah di rantingku?" Bertanya si pokok manga. Rambo si ayam jago dan buah-buah manga memasang telinga tak sabar.
Angin menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.
"Cintya bertemu dambaan hatinya. Sepertinya mereka akan menjadi sepasang kekasih. Tetapi hati Cintya hancur."
"Mengapa? Kekasihnya selingkuh?" Tanya Ayam jago.
"Si lelaki sudah ada yang punya?" Penasaran buah-buah mangga.
"Bukan itu. Hati Cintya hancur karena mengetahui kebenaran. Ia bahkan sudah bulat memutuskan  mundur dari tim Olimpiade." Mentari senja menambahkan.
"Mengapa begitu? Ia atlit yang hebat," sesal dan penasaran pokok mangga.
"Ia malu mewakili bangsa yang menyembunyikan kebenaran dan tidak mau mengakui kesalahan."
"Kalau begitu ganti judul di atas. Tidak cocok endingnya. Mengecewakan!" Katamu yang membaca.