Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lalong Kades

1 Februari 2017   08:09 Diperbarui: 19 April 2020   09:58 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia tidak korup, tak makan duit. Saprotan benar-benar dibutuhkan dan dibagikan kepada kelompok-kelompok tani. Bahwa kebetulan barang yang dibutuhkan hanya tersedia pada toko si ipar, itu karena kelihaian ia dan si ipar membaca peluang usaha. Salah sendiri orang lain tidak membuka toko saprotan selengkap kepunyaannya.

Adik bungsunya ia belikan lahan dekat sungai di desa tetangga. Si adik diminta membudidayakan lele, dan mempelajari cara pembenihannya. Maka ketika para elit desa bisa diyakinkan bahwa agar sejahtera rakyat Desa Keretapi Blagu harus didorong dan dibiayai berternak lele, sudah alamiah jika sang adik yang memenangkan lelang proyek pengadaan benih, pakan, sekaligus pelatihan bagi petani.

Pak Kobus juga membiayai pendirian lembaga konsultan dan pelatihan yang dipimpin kemenakan tertua, dan mempekerjakan anak-anak keluarga rapat yang baru saja menyelesaikan kuliah. Dengan cara itu, dana dari program-program pemberdayaan berupa pelatihan-pelatihan tak perlu lari ke lain pihak.

Semua itu Pak Kobus lakukan bukan sebagai politik transaksional, bukan balas jasa pada keluarga. Ini adalah pemenuhan janjinya pada mendiang kakek, bahwa kelak ia akan mengangkat harkat dan martabat keluarga, dari semula hanya petani penggarap yang datang mengadu nasip dari pulau seberang, kini menjadi keluarga besar yang sungguh terhormat.

Untuk apa yang ia lakukan, Pak Kobus sangat setuju dengan ucapakan Kraeng Beni sekretaris desa, seorang PNS yang berasal dari Flores. Pak Beni sering menyanjungnya dengan bahasa asal Pak Beni, “Ite kanang lalong Keretapi Blagu.*” Ia bukan saja suka bunyi kalimat itu, tetapi juga mencintai artinya: Kobus Demenuang satu-satunya ayam jantan di Desa Keretapi Blagu.

Hei nenek moyang asal-muasal trah Demenuang, dengarkan itu, kita bukan lagi gerombolan anak ayam yang menciap-ciap memohon belas kasihan para tuan tanah. Kini kita-lah para tuan tanah, tentu saja tuan tanah modern, yang lahannya adalah pabrik-pabrik dan aneka jenis usaha. Kita adalah keluarga ayam jantan, dan lihat dengan seksama keturuan kalian ini, Kobus Demenuang, satu-satunya ayam jantan paling gagah di desa ini. Aku kanang lalong!*”

*Ite/Aku kanang lalong (Manggarai, Flores) : Tuanlah/Akulah satu-satunya ayam jago

***

Published pertama kali di majalah komunitas sastra di Maumere

Tilaria Padika
Timor, November 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun