Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lalong Kades

1 Februari 2017   08:09 Diperbarui: 19 April 2020   09:58 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda harus mencampur sedikit eksistensialisme, agar ngeh jika tiap-tiap individu memiliki motivasi yang khas, memiliki ruang untuk mengambil tindakan yang unik, yang tidak semata-mata ditentukan posisi sosialnya. Dalam hal ini, saya sebagai bagian dari kaum pemilik modal, bahkan yang terbesar di desa ini, tidak harus berpikir dan bertindak selayaknya kaum pemilik modal umumnya.”

Sang wartawan manggut-manggut. Ia tak benar-benar paham apa yang Pak Kobus sampaikan.

Selama menjadi wartawan, ia hanya dibekali pesan moral agar tampil kritis, yang ia terjemahkan sebagai banyak bertanya dengan nada menggugat.

Lagi pula tugas dari pemred adalah sekadar mewawancara dan cepat-cepat menulis profil sang bakal calon petahana, lalu menagih ‘uang terima kasih’ dari si narasumber segera setelah wawancara itu terbit.

Menangkap kebingungan lawan bicara, Pak Kobus melanjutkan.

Ibarat musik dan tari. Hidup itu bukan seperti tarian tradisional nenek moyang kita, yang sudah pakem dengan aturan-aturannya. Hidup itu lebih menyerupai berjoget di nightclub. Orang-orang bergerak seturut beat, tetapi tetap bebas memilih gaya… tapi ah, sudahlah! Adik tak perlu jadi terlalu paham.”

“Baik, Pak.” Si wartawan menarik napas lega.

Soal perdes batas periode jabatan Kades itu betul. Tetapi hukum harus disesuaikan dengan kondisi. Anda jangan ikut tertipu dengan ilusi law is supreme. Belum pernah ada itu. Hukum dibuat untuk memastikan order. Order itu dinamis sifatnya, berubah seturut kepentingan orang-orang yang berinteraksi di dalamnya.”

Pak Kobus berjeda sebentar. Ia menatap wajah si wartawan, sekedar memastikan apakah pria di depannya paham apa yang sedang ia sampaikan.

Tentu bukan kepentingan semua orang, karena pada dasarnya kepentingan orang-orang itu berbeda, bahkan bertentangan.

Nah order dibutuhkan agar perbedaan dan pertentangan itu tidak menjadi chaos. Karena itu dibutuhkan hukum, untuk menertibkan. Pertarungan antara kepentingan itu diberikan ruang, itu lah politik. Segera setelah salah satu pihak menang, memerintah, pihak itulah yang berhak memastikan order.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun