“Bagiamana?”
“Ada dua pilihan. Pertama orang-orang tidak boleh dibiarkan melarat. Semua harus sejahtera. Jangan ada yang menjadi kaya karena menghisap yang lainnya. Cara kedua adalah orang-orang dilarang membaca, jangan berpengetahuan.”
“Hmmm, benar juga. Cara mana hendak kautempuh?”
“Aku pilih cara pertama. Cara kedua dipilih si Jenderal. Ia gagal karena karena orang-orang akan selalu mencari pengetahuan. Tetapi jika cara pertama, jika orang-orang hidup adil dan sejahtera, meski berpengetahuan mereka tidak akan kerasukan Hantu Koplak. Mereka akan hidup damai bersatu karena kedamiaan ada selama ada keadilan, tidak sebaliknya.”
“Ah, pintar kau, Nak. Sini ayah cium. Sekarang tidurlah.”
***
Tilaria Padika
Timor, 08/01/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H