Mohon tunggu...
Siti Rahmadani Hutasuhut
Siti Rahmadani Hutasuhut Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis puisi, cerpen dan opini sosial-hukum-budaya

Im interested in social phenomena, deep thoughts and mentality

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru Subjektif Penulis (Sebuah Pengalaman Pribadi)

11 September 2019   10:49 Diperbarui: 11 September 2019   10:56 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pixabay.com

Tentang percakapan yang dalam, ada salah satu tokoh di instagram namanya Sarper Duman yang mengutip qoute dari collective evolution, "i hate small talk, i wanna talk about atoms, death, aliens, sex, magic, intellect, the meaning of life, faraway galaxies,, the lies you've told, your flaws, your favorite scents, your childhood, what keeps you up at night, your insecurity and fears, i like people with depth who speak with emotion from a twisted mind. i do not want to know whats up" sebagai higligths-nya. 

Apabila saya diberi kesempatan bertemu dengannya atau orang-orang yang setuju dengan qoute ini, saya akan sangat tertarik untuk berbincang. 

Selain orangtua, beberapa teman yang mengetahui sisi saya dibagian ini (i like people with depth who speak with emotion) hanya beberapa orang dari "geng this is us". Geng this is us adalah perkumpulan pertemanan kecil semasa saya mengemban ilmu hukum, berjumlah enam orang yang tertarik dengan kompetisi-kompetisi baik dalam skala lokal, nasional maupun internasional.

Balik lagi cerita Pak Abdul Hakim Siregar, selama saya berkuliah beberapa kali saya dan Pak Abdul berbincang di tengah kesempatan apabila beliau berkunjung karena urusan pekerjaan ke kota tempat saya kuliah. 

Kali ini perkenalan saya dengan Pak Abdul (bolehkah saya menyebutnya sebagai rekan tim di warung kopi?) Saya dan Pak Abdul berbincang mengenai pandangan kata "hijrah" yang notabene trending di kalangan remaja saat ini, tentang bagaimana seorang ahli hukum berkiprah dalam dunia ini, demo mahasiswa yang lagi marak, sabyan gambus yang sedang naik daun, pendidikan ke luar negeri, karir dan lainnya. Perbincangan tersebut tidak lepas dari seribu satu nasihat kehidupan oleh Pak Abdul kepada saya.

Pernah saya menyinggung pengucapan selamat natal oleh seorang muslim kepada teman nonmuslim yang sering menjadi percekcokan di media sosial bahkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Saya beri penjelasan yang berbeda dari pandangan Ustad Abdul Somad dengan Habib Quraish Shihab lalu saya skip di tengah perbincangan berharap Pak Abdul mengklarifikasi jawaban yang menurut beliau benar. Namun bukan hal itu yang menjadi penutup perbincangan ini, tapi bagaimana beliau memikirkan apa yang menjadi perbandingan saya dalam perbincangan tersebut. 

"Artinya tidak perlu mendebatkan pandangan yang konotasinya memiliki latar belakang berbeda, mengucapkan atau tidak mengucapkan selamat natal adalah pilihan pribadi orang dibalik sudah tersajinya banyak pandangan ulama dan petunjuk-petunjuk (kesimpulan yang bisa saya dapat); karena beliau samasekali tidak menjelaskan, membiarkan saya berpikir keras maksud dari tanggapan beliau terhadap perbincangan ini.

Pak Abdul memberi saya dua buku beliau secara gratis. Padahal Fiersa Besari mengatakan "sebagai orang yang dekat dengan Penulis buku, jangan sekali-sekali menerima/meminta buku setengah harga/diskon/gratis karena karya mahal. 

Logika berpikirnya, karena kamu adalah orang yang dekat dengan Penulis buku, bukankah sebaiknya kamu membeli buku dengan harga yang tinggi dibanding harga penjualan sebagai bentuk apresiamu tehadap karya orang dekatmu tersebut?" 

Pak Abdul hanya meminta saya untuk membuat lisensi atas buku kedua beliau, tapi sampai hari ini saya belum memenuhi permintaan beliau (sorry Pak).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun