“Kabar apa itu?”Raden Banterang samakin dibuat bertambah penasaran.
“Jadi, kau masih belum tau?”
Raden Banterang hanya menggelengkan kepalanya sebagi isyarat dia tidak tau tentang apapun.
“Baiklah jika begitu aku akan menceritakan sebuah rahasia kepadamu. Istrimu yang bernama Surati dia berusaha untuk membunuhmu secara diam-diam dia ingin membalaskan dendamnya terhadapmu dengan memberikanmu jampi-jampi (mantra sihir).”
Raden Banterang yang mendengarnya hanya bisa tertawa sambil mengatakan
“Untuk apa istriku melakukan hal seperti itu?”
“Aku tidak bercanda jika kau tidak percaya kau bisa melihat di bawah bantal istrimu terdapat ikat kepala laki-laki. Barang itu dia gunakan untuk membunuhmu dengan jampi-jampi (mantra sihir).”
Raden Banterang yang merasa kesal karena mendengar ucapan si pria tersebut akhirnya memutuskan untuk pulang ke Istana. Dia terlihat sangat gelisah dan sebenarnya dia tidak mempercayai perkataan si pria tersebut. Akan tetapi, dia sangat khawatir akan keberadaan sang istri. Diapun bertemu dengan istrinya untuk membuktikan apakah benar yang di katakan oleh si pria tersebut.
“Surati.. Surati....!” teriak Raden Banterang terhadap istrinya.
“Ada apa kakanda?” jawab Surati penuh heran
“Apakah benar kau menyimpan ikat kepala laki-laki?”