Mohon tunggu...
Nur Fatikhah
Nur Fatikhah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mimpi yang Berujung Petaka

28 Oktober 2015   20:15 Diperbarui: 29 Oktober 2015   13:45 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

      Sudah delapan tahun, tubuhku terbaring di atas kapas berbentuk balok. Aku tidak tau apa yang telah aku alami, aku hanya merasa tubuhku seperti lemah dan lemah, tubuhku pun semakin tak berdaya lagi. Lalu, tiba-tiba aku masuk ke dalam lorong waktu yang mengantarkanku menuju alam lain yang tidak pernah kutemui sebelumnya.

      Terik matahari menyilaukan mataku, membuatku terbangun dan tersadar dari tidurku, “Kanjeng Putri!”. Terdengar seperti suara orang yang sedang memanggil-manggil namaku.

“Kanjeng Putri!” dengan suara seperti tergesa-gesa, aku mendengarkan suara tersebut. Ku mencoba membuka pintu kamarku untuk memastikan siapa yang sedang memanggil-manggil namaku sedari tadi.

“Oh syukurlah, Kanjeng putri ternyata sudah bangun to!”.

“Memangnya ada apa, Mbok Yum?”.

“Jadi seperti ini Kanjeng Putri, tadi Prabu Rawa Langit menyuruh saya untuk mencariKanjeng Putri!”

“Ada perlu apa ya, Rama mencari saya?”.

“ Maafkan saya Kanjeng Putri, saya kurang tau soal itu!”.

“Ya sudah, kalau begitu saya akan mencari tau sendiri! Memangnya sekarang Rama ada dimana, Mbok Yum?”

“ Prabu Rawa Langit sedang makan bersama kolega kerajaan yang lainnya, Kanjeng Putri.”

“ Baiklah, terima kasih banyak Mbok Yum. Saya akan segera kesana untuk bertemu dengan Rama di ruang makan.”

       Aku pun telah sampai di ruang makan. Di ruang makan, sudah terdapat banyak hidangan yang siap sedia untuk memuaskan rasa lapar para kolega raja. Rama ku duduk di paling depan tempat makan atau lebih tepatnya kursi utama dari meja makan tersebut. Kursi tersebut hanya boleh ditempati oleh seorang Raja saja, ketika beliau akan makan. Ya, memang benar Rama ku adalah seorang Raja di Kerajaan Mertapatih. Beliau adalah generasi Kelima dari Kerajaan tersebut. Tetapi, meskipun demikian, Rama ku masih memiliki hak kekuasaan yang besar di daerah Kerajaan Mertapatih. Dan aku hanya bisa berdiri saat melihat pemandangan di depanku. Tak selang berapa lama aku berdiri, Rama ku telah menoleh ke arahku. Beliau hanya melihatku penuh heran, dari atas sampai ke bawah. Aku yang di lihat seperti itu sendiri oleh Rama, hanya bisa terdiam.

“Kinanti, apa yang sedang kau lakukan dengan memandangi Rama mu seperti itu?”

Sontak pertanyaan itu membuatku kaget, tanpa sadar aku hanya bisa berkata:

“Rama terlihat keren hari ini”.

       Dan jawaban itu, bukan membuat Rama ku bingung atau marah. Rama ku hanya dapat melempar senyum lebarnya kepadaku. Hal itu membuat pipiku semakin merah saja. Apalagi kejadian itu tidak hanya di lihat oleh Rama ku saja, tetapi juga di lihat oleh seluruh kolega Kerajaan. Mulai dari Ibunda, Permaisuri Rikaya, Permaisuri Hayati dan tentu saja saudara laki-laki ku juga ikut melihat kejadian lucu tersebut. Saudara laki-laki ku hanya bisa tertawa terbahak-bahak saat aku berkata seperti itu. Dia malah hanya semakin mengejekku dan semakin membuatku malu di depan para kolega raja saat di ruang makan. Hal itu, semakin membuatku jengkel dan ingin melontarkan amarahku kepada saudara ku itu. Tetapi, ya sudahlah daripada aku semakin mempermalukan diriku di depan semua orang lebih baik aku diam saja dan langsung ikut makan bersama semua kolega kerajaan.

Acara makan diawali dengan sangat khitmat dan tenang sampai acara makan tersebut berakhir. Kemudian saudara laki-laki ku memecah keheningan dengan mengatakan:

“ Kinanti kamu mau ikut aku atau tidak?”

“ Memangnya kenapa?”(ku jawab dengan nada ketus)

“ Sudahlah ikuti aku saja! Kamu mau apa tidak?”

“ Baiklah awas jika kamu berniat mengerjaiku”

“ Tenang saja tidak akan terjadi sesuatu yang menyebalkan. Aku hanya ingin mengajak kamu  berbicara sebentar!”

“ Baik, ayo!”

       Saudara laki-laki ku ini memang aneh, aku di ajak ke taman bermain istana. Padahal biasanya taman bermain istana itu di peruntukkan anak-anak kecil yang ada di istana. akan tetapi entah mengapa dia senang sekali dengan taman bermain istana. Melihat kejadian itu aku seperti merasa sedang mengulang kejadian sebelumnya. Entah dimana aku seperti merasa pernah mengalami hal ini.

“Kumang, Kenapa kau selalu mengajakku ke tempat ini, padahal tempat ini adalah taman bermain istana. Bagaimana bisa kamu mengajakku ke tempat seperti ini. Seharusnya kamu mengajakku ke taman bunga istana atau taman air mancur istana. bukan ke taman bermain?”

“Kamu pasti berfikir aku aneh kan?”

“ Tentu saja!”

“ Aku juga tidak tau kenapa, aku melakukan ini. Yang pasti aku merasa perasaan lebih tenang dan damai di tempat ini.”

“ Aku juga merasa seperti itu, atau mungkin sekarang aku merasa seperti pernah mengalami hal ini sebelumnya.”

“ Kapan? Kapan kamu pernah mengalami hal ini?”

“ Aku tidak tau jelas! Apa mungkin ini perasaan ku saja ya?”

“ Mungkin! Ya sudahlah tidak usah di bahas lagi!” (jawab Kumang dengan lugas).

        Kumang dan aku melanjutkan percakapan lagi. Oh ya, aku belum memberitahu saudara laki-laki ku ini ya, dia bernama Kumang Sanjaya. Dia adalah seorang pangeran satu-satunya di kerajaan ini, dia adalah calon penerus tahta dari kerajaan ini. Dia juga termasuk sebagai incaran para gadis di seluruh daerah bahkan sampai di luar daerah Kerajaan. Bukan karena posisinya saja yang menjadi seorang putra mahkota tetapi, juga karena ketampanan wajahnya yang membuat para gadis banyak yang terpikat olehnya.

“ Jadi hanya itu saja yang ingin kamu katakan padaku?”

“ Sebenarnya ada lagi. ”

“ Apa lagi, selain hari upacara pengangkatan posisimu?”

“ Ada suatu rahasia Kerajaan yang harus kau ketahui!”

“ Rahasia Kerajaan?”

“ Iya, jadi seperti ini, sebelum Kerajaan ini terbentuk ada seorang pangeran dari kerajaan lain yang menemukan sebuah bongkahan batu bercahaya di sebuah hutan. Batu bercahaya itu dapat memberikan kita apa saja. Batu itu sangat indah, karena keindahnya itu sampai membuat banyak orang berebut untuk mendapatkannya.”

“ Lalu?”

“ Kemudian, si Pangeran tersebut membawa Batu ajaib itu sebagai hadiah untuk Baginda Raja, akan tetapi sebelum dia berhasil membawanya untuk Baginda Raja, dia tertangkap basah oleh saudara laki-lakinya. Alhasil, saudara laki-lakinya tersebut berusaha untuk mengambil Batu Ajaib itu. Si Pangeran mencoba untuk mempertahankan Batu Ajaib itu, hingga pada akhirnya untuk mempertahankan si Batu Ajaib itu, dia harus pergi dari istana untuk selama-lamanya.”

“ Kemudian si Pangeran pergi kemana?”

“ Ternyata, si Pangeran kembali ke hutan tempat dia menemukan Batu Ajaib itu. Dan dia mengubur Batu Ajaib itu sambil berharap semoga Batu Ajaib ini dapat menolong dia. Dan ternyata Batu Ajaib itu berubah menjadi sebuah bangunan istana megah yang saat ini menjadi tempat tinggal kita. Setelah itu si Pangeran memutuskan untuk membangun sebuah

      Kerajaan baru yaitu Kerajaan Mertapatih. Pada akhirnya dia menjadi pendiri Kerajaan sekaligus menjadi Raja pertama di Kerajaan Mertapatih. “

“ Jadi itu Rahasia Kerajaan.”

“ Iya, dan kau harus bisa menemukan Batu Ajaib itu, untuk hari pengangkatan posisiku!”

“ Bagaimana bisa aku menemukan Batu Ajaib itu?”

       Kumang kemudian membisikkan sesuatu kepadaku. Dan aku hanya mengangguk saja untuk menuruti perintahnya. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari Batu Ajaib itu. Aku ingat pertama kali Kumang memberitahuku untuk bertanya kepada Ibunda. Aku memutuskan untuk bertemu Ibunda di ruangannya. Saat di ruangan Ibunda, aku melihat wajah Ibunda semakin kurus dan terdapat tanda warna hitam di area mata. Itu membuatku semakin khawatir akan keadaannya.

       Meskipun keadaan Ibunda seperti itu, aku mau tidak mau harus siap untuk bertanya tentang Batu Ajaib tersebut. Ketika aku bertanya pada Ibunda, Ibunda hanya diam tak menjawab sambil memandangku dengan tatapan sayu. Aku semakin bingung akan keaadaan Ibunda tersebut. Akhirnya aku memutuskan pergi dan mengambil cara kedua bertanya kepada Permaisuri Rikaya. Ketika aku masuk ke ruangannya, aku melihat sebuah belati yang dibungkus dangan kain warna kuning.

       Kemudian aku melihat Permaisuri Rikaya sedng membungkus belati yang satunya dengan warna kain yang sama. Aku ingin bertanya padanya akan tetapi, aku takut mengganggu kesibukannya. Pada akhirnya aku harus menggunakan jalan satu-satunya yaitu bertanya kepada Permaisuri Hayati, saat aku pergi ke ruangannya dia sedang menangis sendirian sambil membawa bunga. Aku yang saat itu telah masuk ke ruangannya merasa tidak enak jika ingin bertanya sekarang. Tetapi inilah jalan satu-satunya agar bisa menemukan Batu Ajaib itu. Aku berusaha untuk bertanya pada Permaisuri Hayati dan Permaisuri Hayati hanya menjawab jika kuncinya untuk dapat menemukan Batu Ajaib itu adalah diri kamu sendiri. Dan hal itu membuatku semakin bingung. Aku mencoba untuk berfikir kembali tentang perkataan dari Permaisuri Hayati tersebut. Sembari keluar dari ruangan Permaisuri Hayati.

       Pada saat yang sama aku bertemu dengan Rama. Saat itu Rama tidak seperti biasanya dia seperti orang yang sedang bingung dengan jalan yang gontai. Aku mencoba untuk menyapanya tetapi Rama hanya berkata:

“ Maafkan Rama Kinanti, kepala Rama sedang pusing. Jika kamu ingin bertanya besok saja!”

“ Baik, Rama.”

       Aku pun memutuskan untuk mencari jawaban tersebut dengan menjelajahi istana, sambil memikirkan apa yang sebenarnya maksud dari perkataan Permaisuri Hayati. Kemudian tak selang berapa lama aku bertemu dengan seorang kakek misterius. Saat itu dia menggunakan baju dalang dengan blangkon berwarna coklat senada. Dia menghampiriku sambil berkata:

“Hei, Cah ayu, oh Cah ayu. Mengapa kowe lha kok bingung ?, Mengapa kowe lha kok bingung?” (dengan menggunakan nada tembang)
(Wahai Gadis Cantik, Oh Gadis Cantik. Mengapa kamu seperti orang yang kebingungan ? Mengapa kamu seperti orang yang kebingungan?)

       Aku yang melihat kejadian itu hanya bisa menatap tak percaya dan hanya bisa terdiam. Lalu, tanpa aku sadri dia telah di sampingku sambil memukul bahuku dan bertanya lagi .

“ Mengapa Kanjeng Putri kelihatan kebingungan dan gelisah?” Sontak aku hanya bisa menjawab:

“ Aku ingin mencari Batu Ajaib. “

       Kemudian si kakek misteius ini hanya mengatakan bagaimana jika aku ikut dengannya ke suatu tempat yang bisa memberiku petunjuk soal Batu Ajaib tersebut . Ketika dalam perjalanan aku menemukan banyak hal ada semacam barang-barng wayang yang terpampang di dalam sebuah ruangan. Lalu aku ikut terus dengannya sampai aku tiba di suatu tempat. Di tempat tersebut ada sebuah kotak besar dan aku harus membuka sendiri kotak tersebut.

“ Kakek, haruskah aku membukanya sekarang?”

“ Iya, kau harus cepat membukanya sekarang juga!”

“ Baiklah.”

“ Tapi ingat hati-hati saat membukanya dan usahakan perasaanmu harus kosong dalam artian kamu tidak boleh berfikiran apapun tentang kotak besar tersebut.”

“ Aku akan mencobanya.”

      Setelah itu aku mencoba untuk membuka kotak tersebut dengan hati-hati sambil mematuhi perintah dari kakek misterius tersebut. Setelah itu tak lama kemudian kotak tersebut telah terbuka dan yang membuatku sangat kaget adalah sebuah kaca besar. Aku bertanya padanya apa maksutnya dengan kaca, karena yang aku cari adalah Batu Ajaib bukan sebuah kaca yang besar. Tetapi, kemudian si kakek misterius tersebut tetap menyuruhku untuk mengambil kaca besar tersebut, sambil berkata jika kaca itu adalah sebuah Kaca Ajaib.

                                                                                                                                                                                            Setalah aku mengeluarkan Kaca Ajaib itu dalam kotak besar. Si kakek misterius itu menyuruhku untuk berkaca sambil mengatakan siapa diriku sebenarnya. Aku mencobanya satu kali tidak berhasil, kemudian kedua kalinya masih belum berhasil dan akhirnya percobaan yang ketiga kalinya dan berhasil. Awalnya hanya muncul sebuah asap dan asap itu tiba-tiba berubah menjadi seperti bayangan diriku tetapi, dia sangat berbeda dengan diriku dan dia bsa hidup. Kemudian bayanganku yang ada di kaca menatapku dengan tatapan yang aneh, dia menatapku sambil berkata padaku bahwa apa yang kamu lihat selama ini adalah palsu belaka. Aku yang tidak mengerti maksud dari perkataan tersebut hanya bisa diam sembil menatap bayaganku tersebut dengan tatapan penuh tanda tanya. Kemudian dia berkata lagi jangan pernah tertipu dengan dunia mu ini dan ingat ada dunia sebenarnya yang sedang menunggumu. Dan akhirnya banyanganku itu pun hilang tanpa ada jejak sama sekali.

                  Aku yang masih tidak percaya dengan apa yang telah aku lihat dan dengar dari bayangan tersebut, aku berusaha mencoba untuk mencari tau lagi. Akan tetapi, percuma meskipun aku melakukannya berulang kali lagi sesuai dengan aturan perintah dari si kakek misterius tersebut, tetap saja bayangan tersebut tidak mau muncul. Alhasil aku berfikir untuk bertanya pada si kakek misterius tersebut, tetapi, si kakek misterius itu tiba-tiba menghilang entah kemana. Lalu, kemudian aku mencari kesekeliling tapi tidak menemukan sesuatu dan tiba-tiba aku menemukan seperti portal aku pun memutuskan untuk masuk ke portal tersebut. Dan ternyata portal tersebut.........

“Aku ada dimana sekarang?”

“ Reyna! Kamu sudah siuman?”

“ Ah, syukurlah!”

“ Kalian kenapa bisa ada di sini?”

“ Habis aku mendengar, jika katanya kamu itu sedang koma?”

“ Koma?” (dengan rasa tidak percaya)

“ Apa benar aku koma?”

“ Memang benar kau koma. Kau telah koma selama 2 hari.”

Ini aneh mengapa aku seperti sedang merasakan perasaan seperti de javu. Ya sudahlah mungkin ini hanya perasaanku saja.

“Ayo kapan kita makan-makan bersama ?”

“ Bagaimana jika lusa saja?”

“Ok baiklah sekaligus merayakan kesembuhanku!”

“ Ok!”

     Hari yang ditunggu-tunggu telah terjadi aku bersama dengan kedua sahabatku ingin pergi wisata kuliner hari ini dan saat ini mereka sedang menungguku di mobil.

“Reyna, ayo!”

“ Iya, sebentar”

       Teman-temanku telah menungguku di bawah tetapi, aku masih sibuk dengan urusan penampilanku. Akhirnya setelah satu jam teman-temanku menunggu aku pun telah selesai.

“Lama banget?”

“Iya maaf”

“ Lain kali kalau mau dandan agak cepat sedikit!”

“ Baiklah.”

     Aku kemudian mengendarai mobil bersama sahabatku dengan perasaan bahagia aku melewati semua jalan yang ku lalui bersama sahabatku penuh riang. Tiba-tiba mobil yang aku naiki bersama sahabatku berhenti di sebuah tempat.

“Kenapa, dengan mobilnya?”

“Sepertinya mobil ini mogok.”

“Disini tempat bensin jauh, lagi”

“Tempat apa ini?”

“Aku tidak tau”

“Ini seperti sebuah gubuk tua, yang tidak ada penghuninya?”

“Coba kita lihat! mungkin saja di dalam gubuk itu ada penghuninya.”

“ Iya, mungkin saja dia juga menjual bensin.”(jawab salah seorang sahabatku)

“Permisi.”

          Sahabatku dan aku memutuskan masuk ke dalam gubuk itu untuk memastikan apakah di dalam gubuk tersebut terdapat penghuninya atau tidak. Ketika kami masuk tiba-tiba ada sesuatu yang aneh. Ada sebuah kaca besar yang kami lihat. Tapi jika kami berkaca tidak ada bayangannya. Sontak hal itu membuat sahabatku merinding. Akhirnya mereka memutuskan untuk keluar dan pergi. Akan tetapi aku tidak ingin ikut mereka. Pada awalnya mereke bertanya kepadaku.

          Apa yang membuat aku ingin tetap disini. Kemudian aku menjawab jika ada suatu hal penting disini. Awalnya mereka tidak percaya tetapi, setalah aku memastikannya kepada mereka. Mereka baru percaya kepadaku. Dan mereka pun pergi meninggalkanku sendirian di gubuk itu. Aku memang sengaja menyuruh mereka pergi karena aku seperti pernah melihat dan mengalami semua ini”

          Aku mencoba untuk berkeliling di gubuk itu. Kemudian tiba-tiba saat aku mencoba untuk berkaca di depan cermin yang tidak menampakkan bayanganku. Aku melihat di depan cermin ada sesosok kakek misterius yang menggunakan baju dalang dan blangkon berdiri di belakangku. Aku lamgsung berbalik ke belakang untuk memastikan, dan benar saja, dia telah dibelakangku. Kemudian dia mengajakku ke sebuah tempat.

          Di tempat tersebut aku melihat sebuah kejadian. Ada seorang anak gadis yang memiliki wajah yang serupa denganku. Dia bernama Kinanti. Dia memiliki seorang saudara laki-laki bernama Kumang. Dan Kumang bukanlah seorang pemuda yang tampan yang seperti di dalam mimpiku. Kumang memiliki wajah yang cacat dan dia juga memiliki mental yang tidak waras. Dia sangat suka pergi ke taman bermain seperti anak kecil dan dia selalu beranggapan jika dia adalah seorang Pangeran. Setelah itu aku melihat jika mereka memiliki ayah yang selalu bertindak sewnangnya seperti seorang Raja dan dia sangat suka bermabuk-mabukan. Kemudian ayah mereka memiliki 3 istri. Istri pertamanya telah meninggal, istri keduanya bernama Rikaya sangat rakus dan memiliki sifat yang buruk dan istri ketiganya Hayati memiliki sifat yang baik.

          Setelah itu aku melihat sebuah kejadian jika Kinanti bersama Kumang berada di taman bermain. Dan Kumang memberitau Kinanti untuk mencari Batu Ajaib di dalam rumahnya. Dan setelah dia mencari dia menemukan sebuah emas yang banyak yang dikubur di pekarangan rumahnya. Melihat kejadian itu, salah satu dari anggota keluarga tersebut bernama Rikaya langsung ingin merebut emas tersebut. Akan tetapi, di saat kejadian tersebut Kinanti menjadi korban yang tewas. Karena dia mencoba untuk mempertahankannya. Sedangkan di tangan belakang Rikaya. Rikaya telah membawa sebuah belati. Dan pada saat terbunuhnya Kinanti. Hayati, yang merupakan istri kedua ayah dari Kinanti dan Kumang melihat kejadian tersebut dan dis yang menguburkan jasad Kinanti itu sendirian tanpa di bantu oleh orang lain di depan pekarangan rumahnya yang telah ditutupi oleh tumbuhan merambat. Setiap hari Hayati selalu menjenguk kuburan Kinanti dengan membawa bunga sambil menangis. Tak lupa juga, dia selalu merawat tumbuhan merambat yang terdapat di atas kuburan Kinanti.

“Apa maksud dari semua ini?”

“Itu adalah masa lalu saudaramu?”

“Apa?”

“Iya, kau sedang masuk ke dalam mimpi saudaramu ketika kau koma. Kalian adalah saudara kembar yang terpisah ketika ibu kalian melahirkan kalian di rumah sakit. Kau Reyna di rawat oleh keluarga yang kaya. Sedangkan Kinanti mengalami hal sulit dengn di rawat oleh keluarga yang miskin.

“Tetapi kenapa aku bisa masuk menjadi Kinanti ? Dan siapa kau? Apa hubunganmu dengan semua ini?”

“ Aku adalah kakek kalian (Kinanti, Kumang dan Reyna). Dan aku adalah seorang dalang. Aku sengaja memainkan cerita kerajaan ini ke dalam mimipimu agar kau bisa mengerti keadaanya dan ini juga salah satu permintaan dari Kinanti. Dan mengapa cerita awalnya sangat indah, karena cerita itu adalah cerita impian keluarganya Kinanti. Dan kenapa kau merasa aneh ketika ingin mencari Batu Ajaib. Karena itu adalah awal dari masalah sebenarnya yang muncul. ”

“ Ini tidak mungkin, tidak mungkin!”

Aku memutuskan untuk lari dan kabur dari gubuk itu karena tak percaya. Tapi, tiba-tiba saat aku melintasi jalan...

             Aku merasa aku seperti terbangun dari mimpi dan ternyata ini semua hanya mimpi tapi, kenyataan aku lumpuh memang benar, dan kejadian yang membuat aku lumpuh terulang dalam mimpiku. Akan tetapi ada sesuatu hal yang aneh lagi kenapa pintu kamarku terbuka? Memang siapa yang membukanya?.

“Kinanti, Kakek?”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun