Di tengah perdebatan yang semakin panas, Bene, yang selama ini mencoba bersabar, akhirnya kehilangan kendali. Dengan nada tajam, ia membalas perkataan Oki, "Kau pikir kenapa mamakmu sakit? Karena punya anak kaya kau!" Ucapan itu seperti tamparan keras bagi Oki. Ia terdiam, menatap Bene dengan mata penuh luka dan rasa bersalah yang mendalam. Namun, ia tidak mengatakan sepatah kata pun. Dalam keheningan itu, Oki berbalik dan pergi meninggalkan mereka tanpa arah.
Setelah semua konflik dan ketegangan yang terjadi, Bene, Boris, Jegel, dan Oki akhirnya sepakat untuk berdamai dan mencari jalan keluar yang lebih bermartabat. Mereka menyadari bahwa tindakan mereka telah melampaui batas, dan satu-satunya cara untuk sedikit menebus dosa mereka adalah dengan memberikan penghormatan terakhir yang layak kepada almarhum Pak Basuki.Â
Dalam diskusi penuh emosi, mereka memutuskan untuk memindahkan jasad Pak Basuki ke tanah makam milik mamaknya Oki. Lokasi itu dianggap lebih layak daripada di bawah rumah hantu. Awalnya, Oki menolak keras ide ini karena tanah tersebut adalah permintaan terakhir mamaknya untuk tempat peristirahatan terakhirnya. Namun, setelah diyakinkan oleh teman-temannya, Oki akhirnya setuju, meskipun dengan berat hati.
Dengan berbagai upaya, mereka memindahkan jasad Pak Basuki pada malam hari. Proses ini penuh risiko, termasuk hampir ketahuan oleh pemilik pasar malam. Namun, mereka berhasil membawa jasad tersebut keluar dari area pasar malam dan menuju makam yang direncanakan. Saat tiba di tanah makam, tantangan baru muncul. Polisi yang sedang meronda menjaga area tersebut.Â
Dalam keadaan genting, mereka membuat suara menyeramkan untuk menakuti polisi hingga akhirnya polisi pergi meninggalkan lokasi.
Namun, situasi berubah tragis ketika mereka sedang menggali kubur baru. Oki menerima telepon dari keluarganya yang membawa kabar duka mamaknya meninggal dunia. Oki langsung jatuh terduduk, menangis tanpa suara, merasa semua beban hidup menghantamnya sekaligus.Â
Di tengah kesedihan itu, suara sirene polisi terdengar semakin dekat. Polisi rupanya sudah mengetahui rencana mereka dan mendekati lokasi untuk menangkap mereka. Dalam kepanikan, Bene, Boris, dan Jegel berniat melarikan diri. Namun, Oki memilih untuk tetap tinggal dan menghadapi kenyataan.
Melihat Oki menyerahkan diri, Bene, Boris, dan Jegel akhirnya ikut mengambil langkah yang sama. Di kantor polisi, mereka berempat mengakui semua perbuatan mereka, dari insiden Pak Basuki hingga upaya mereka menyembunyikan jasadnya.Â
Kejujuran mereka membuka tabir seluruh peristiwa yang mengubah hidup mereka. Meskipun harus menerima hukuman penjara, mereka merasa lega telah menghadapi konsekuensi dari perbuatan mereka. Persahabatan yang sempat retak kini terjalin kembali. Mereka berjanji, setelah semua hukuman selesai, mereka akan memulai hidup baru yang lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Cerita "Agak Laen" menggambarkan bagaimana keputusasaan dapat mendorong seseorang mengambil keputusan yang berisiko. Meskipun persahabatan mereka menjadi kekuatan untuk saling mendukung, kesalahan yang mereka buat terus membawa konsekuensi. Rahasia gelap yang mereka simpan membuktikan bahwa kesuksesan yang diperoleh melalui cara yang salah hanya akan membawa beban moral. Pada akhirnya, cerita ini mengajarkan bahwa keputusan yang benar, meski sulit, selalu menjadi jalan terbaik.
Film "Agak Laen" mendapat sambutan positif dari penonton, terutama karena pendekatan komedi yang segar dan alur cerita yang tidak terduga. Banyak yang memuji perpaduan genre dalam film ini, yang berhasil menggabungkan elemen horor, komedi, dan drama dengan baik.Â