Sistani menegaskan bahwa umat Kristen harus mendapat hak yang sama seperti warga lain. Sependapat dengan Sistani, Paus menguatkan komitmen dan menyuarakan bahwa semua agama pastinya mengajarkan dan memperjuangkan perdamaian. Untuk itu, petinggi agama dan segenap umat ber-agama harus memperjuangkan damai pula sebagai wujud nyata iman mereka. Tuhan yang disembah masing-masing agama menghendaki agar umat-Nya yang berbeda untuk hidup dalam damai, sebab Tuhan sendiri adalah damai.
Sekaitan dengan dialog antaragama, Paus memberikan refleksi tentang persaudaraan yang sangat mendalam.
"Rasa persaudaraan lebih tahan lama dari pada pembunuhan saudara, harapan lebih kuat dari pada kebencian, perdamaian lebih kuat dari pada perang. Keyakinan ini tidak pernah bisa dibungkam oleh darah yang ditumpahkan oleh mereka yang menyesatkan nama Tuhan untuk mengejar jalan kehancuran." (Paus Fransiskus)
Tentang perdamaian, Paus menyadarkan siapa pun bahwa perdamaian tidak berbicara tentang siapa yang menang dan kalah seperti dalam perlombaan atau pertandingan. Tetapi sebagai saudara, semua umat manusia secara bersama-sama harus menyelesaikan konflik menuju persatuan dan kesatuan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah tidak memiliki musuh. Sesungguhnya, orang yang beriman kepada Tuhan tidak akan memiliki musuh di antara sesama manusia, sebab musuh orang percaya hanya satu, yakni kebencian yang selalu berdiri di depan pintu hati dan mengetuk untuk masuk.
Sementara itu, di Ur tempat kelahiran Abraham - Bapa ketiga agama wahyu monoteis- Paus Fransiskus mengadakan pertemuan dan ibadat lintas agama. Pada kesempatan emas itu, pemimpin tertinggi Gereja Katolik tersebut menyampaikan doa:Â
"Tuhan Yang Mahakuasa, Pencipta kami, Engkau mencintai keluarga kami. Kami, anak-anak Abraham, memohon kepadamu agar sudi datang ke tempat-Mu yang damai ini dan menyinari semua korban kekerasan perang."Â (Paus Fransiskus)Â
Dalam doa itu, tersirat harapan untuk menjadi orang yang terberkati. Paus menerangkan bahwa, untuk menjadi seorang terberkati, siapa saja tidak perlu menjadi pahlawan yang menumpahkan darah, tapi cukup memberikan kesaksian hidup yang mengandung kesetiaan dan ketekunan. Dengan cara ini pula dunia akan berubah, bukan dengan Kekuatan perang dan kekuasaan.
Pesan Paus kepada Pemerintah
Kunjungan Paus Fransiskus tentu tidak lepas pula dari hubungan kenegaraan dengan Irak. Maka, perjalanannya dijamin oleh pemerintah Irak. Paus Fransiskus menyampaikan harapan dan usaha kerja sama ke depan demi memajukan hubungan baik di antara kedua belah pihak. Hal pertama yang dilakukan sebagai perhatian Paus kepada pemerintahan Irak adalah berdoa untuk negara Irak.Â
Pada perayaan Ekaristi di Baghdad, Bapa Suci berdoa bagi perdamaian Irak, Timur Tengah, dan secara khusus Suriah yang masih dilanda perang.
 "Tuhan, kepada-Mu kami mempercayakan semua orang yang masa hidupnya terputus oleh kekerasan tangan saudara-saudari mereka sendiri; kami juga berdoa kepada-Mu bagi mereka yang menimbulkan penderitaan sesamanya agar bertobat karena sentuhan belas kasihan-Mu." (Paus Fransiskus)