Mohon tunggu...
Tia Sulaksono
Tia Sulaksono Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Random writer, suka menulis apapun. Buku solo: Petualangan Warna-Warni (kumpulan cerpen anak), JERAT KELAM (antologi cerpen horor). Dan 17 buku antologi puisi dan cerpen.

Perempuan biasa yang terbuat dari bahan organik tanpa pemanis buatan. Hanya ingin dikenal melalui karyanya. Betina misterius dan keras kepala. Jangan panggil bu, karena bukan ibu-ibu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Matinya Kucing-Kucing di Kota

6 Desember 2024   17:12 Diperbarui: 6 Desember 2024   17:28 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


***


Dalam tiga hari, populasi kucing liar di kota Tuwa semakin menipis. Kejadian aneh ini menyibukkan polisi yang seharusnya berkonsentrasi menangani penjual petasan, mengoperasi knalpot brong, dan sejumlah tindakan melawan hukum lainnya yang biasa terjadi menjelang tahun baru.


Pelaku sulit dilacak, sedikitpun tak meninggalkan jejak. Bagian forensik melaporkan tak menemukan sidik jari di tiap jasad kucing. CCTV jalan tak menangkap pergerakan apapun. Ini yang paling aneh. Bagaimana cara pelaku menggantung bangkai di atas lampu lalu lintas tanpa tertangkap layar? Apakah mereka hantu? Pertanyaan-pertanyaan yang saat ini sulit dijawab.


Warga resah. Yang paling terdampak adalah warung makan. Bau busuk yang menguar ditambah datangnya jutaan lalat tentu saja membuat pembeli enggan mendekat. Warungpun tutup satu per satu. Satu-satunya yang berjaya adalah penjual terompet dan petasan. Tunggu dulu, bukankah petasan dilarang.


"Coba kau pergi ke gedung pengendali kamera pengawas. Selidiki ada apa di sana. Aku akan ke bagian forensik memeriksa para bangkai sialan itu."


"Permisi, Pak." Dari arah luar pria berjaket hijau daun mendekat. Jaketnya masih sama.


"Kau lagi. Apa kucingmu belum ketemu?"


"Belum, Pak. Biskuit tak tampak di antara para bangkai yang diketemukan."


"Biskuit?"


"Ah ya. Itu nama kucing saya karena dia suka sekali makan biskuit."


"Ada keperluan apa kau ke sini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun