"Siapa itu?"
"Apa itu peri yang jatuh?"Â
Mereka hanya saling bertanya tanpa tahu jawabannya. Pak Toto mempercepat jalannya menuju ke balik rimbunnya pohon mawar. Tapi sesampainya di sana, Rory tak ditemukannya.Â
"Rory." Pak Toto memanggil Rory dengan suara agak keras.
"Rory jatuh di sini, Pak." Pak Toto menoleh kiri kanan. Dan akhirnya ia menemukan Rory duduk bertumpu dua tangan. Rimbunnya semak bunga ruellia menghalangi pandangan. Dari jauh hanya terlihat topi yang dikenakan muridnya itu.Â
"Rory kenapa?" tanya Pak Toto dengan lembut.
"Rory pegang hewan sakit." Rory menunjukkan jari tangannya yang agak bengkak dan memerah sambil menangis.
"Hewan sakit?" tanya Pak Toto lagi.
"Tidak. Tangan Rory sakit kena." Rory masih sesenggukan sehingga suaranya putus-putus.
"Rory minum dulu ya biar tenang dan lancar ngomongnya."Â
Akhirnya Rory bercerita bahwa dia memegang telur peri dan tiba-tiba seperti tersengat listrik. Rory memang pernah tersengat listrik ringan saat bermain kabel di rumah. Dan tadi rasanya persis seperti itu. Rory kaget lalu terjerembab ke ember penyiram tanaman.