Mohon tunggu...
Tia Sulaksono
Tia Sulaksono Mohon Tunggu... Random writer🔸Random photographer🔸Random learner Menulis itu foya foya rasa. Berpestalah dengannya agar kau bisa membungkam monyet dalam kepalamu yang berisik.

Random writer, suka menulis apapun. Buku solo: Petualangan Warna-Warni (kumpulan cerpen anak), JERAT KELAM (antologi cerpen horor). Dan 17 buku antologi puisi dan cerpen. Cerpen 'Tledhek Desa Kedungmati' juara 1 sayembara pulpen Kompasiana XVII. Cerpen 'Oetari' juara 1 lomba cerpen Arkaiscreative Publishing. Cerpen '6174' dan 'Boneka' juara harapan 2 Geladerikata. 'Multikultur Budaya Leluhur' terpilih menjadi juara 2 lomba menulis bersama Golagong. Cerpen 'Dunia Belum Kiamat' juara harapan 2 lomba Epilog Geladerikata. Buku kumcer Jerat Kelam meraih juara 2 Arkaiscreative. Penulis terfavorit versi Ellunar Publisher th 2022. Penulis terfavorit versi Ellunar Publisher th 2023. Perempuan biasa yang terbuat dari bahan organik tanpa pemanis buatan. Introvert yang hanya ingin dikenal melalui karyanya. Betina misterius dan keras kepala. Jangan panggil bu, karena bukan buibu. Antimainstream yang muak dengan hal template.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri Peri di Sekolah Rory

19 November 2024   15:02 Diperbarui: 19 November 2024   15:15 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi (desain oleh TiSu menggunakan Canva)

"Siapa itu?"

"Apa itu peri yang jatuh?" 

Mereka hanya saling bertanya tanpa tahu jawabannya. Pak Toto mempercepat jalannya menuju ke balik rimbunnya pohon mawar. Tapi sesampainya di sana, Rory tak ditemukannya. 

"Rory." Pak Toto memanggil Rory dengan suara agak keras.

"Rory jatuh di sini, Pak." Pak Toto menoleh kiri kanan. Dan akhirnya ia menemukan Rory duduk bertumpu dua tangan. Rimbunnya semak bunga ruellia menghalangi pandangan. Dari jauh hanya terlihat topi yang dikenakan muridnya itu. 

"Rory kenapa?" tanya Pak Toto dengan lembut.

"Rory pegang hewan sakit." Rory menunjukkan jari tangannya yang agak bengkak dan memerah sambil menangis.

"Hewan sakit?" tanya Pak Toto lagi.

"Tidak. Tangan Rory sakit kena." Rory masih sesenggukan sehingga suaranya putus-putus.

"Rory minum dulu ya biar tenang dan lancar ngomongnya." 

Akhirnya Rory bercerita bahwa dia memegang telur peri dan tiba-tiba seperti tersengat listrik. Rory memang pernah tersengat listrik ringan saat bermain kabel di rumah. Dan tadi rasanya persis seperti itu. Rory kaget lalu terjerembab ke ember penyiram tanaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun