Mohon tunggu...
Tia Sulaksono
Tia Sulaksono Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Random writer, suka menulis apapun. Buku solo: Petualangan Warna-Warni (kumpulan cerpen anak), JERAT KELAM (antologi cerpen horor). Dan 17 buku antologi puisi dan cerpen.

Perempuan biasa yang terbuat dari bahan organik tanpa pemanis buatan. Hanya ingin dikenal melalui karyanya. Betina misterius dan keras kepala. Jangan panggil bu, karena bukan ibu-ibu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri Peri di Sekolah Rory

19 November 2024   15:02 Diperbarui: 19 November 2024   15:15 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi (desain oleh TiSu menggunakan Canva)

"Anak-anak, kita sudah tiba. Jangan lupa, masuk dengan tertib." 

Rory tak mendengar kata-kata Pak Toto. Setelah sampai di pintu masuk, ia segera berlari ke dalam. Rory masih penasaran dengan tempat itu. Ia ingin menjelajah secepatnya. 

Pak Toto masih sibuk mengatur teman-teman Rory yang juga ingin segera mengelilingi tempat yang berhari-hari membuat mereka tak bisa tidur. Tangan kiri Pak Toto menggenggam tangan Dino. Tangan kanannya memegang bahu Bimbi. Sementara bibirnya berteriak memanggil Lani, Dayu, dan Lala. Pak Toto terlihat kepayahan, tapi tetap tersenyum dan tertawa. 

Setelah hampir semua anak dikumpulkan di bawah pohon flamboyan, Pak Toto mengajak muridnya untuk menggelar tikar yang telah dipersiapkan. Teman-teman Rory sudah duduk tenang di atas tikar sambil menikmati sejuknya angin. 

"Anak-anak, Pak Toto mau mencari Rory sebentar. Kalian boleh memulai menggambar."

"Iya, Pak," sahut para murid bersama-sama.

"Pak, Lani mau menggambar bunga warna biru yang di gerbang." Tiba-tiba Lani angkat tangan.

"Boleh, Lani. Itu bunga telang namanya. Bunganya bisa dibuat teh. Kalian nanti kalau pulang bisa memetik buah jambu, arbei, dan bunga telang untuk oleh-oleh." 

"Asikk!" Suasana kembali ramai, sahut menyahut mengungkapkan kegembiraan. 

"Lala suka sekali arbei," teriak Lala.

"Tapi arbei kan asam," timpal Dino.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun