"Anak-anak, kita sudah tiba. Jangan lupa, masuk dengan tertib."Â
Rory tak mendengar kata-kata Pak Toto. Setelah sampai di pintu masuk, ia segera berlari ke dalam. Rory masih penasaran dengan tempat itu. Ia ingin menjelajah secepatnya.Â
Pak Toto masih sibuk mengatur teman-teman Rory yang juga ingin segera mengelilingi tempat yang berhari-hari membuat mereka tak bisa tidur. Tangan kiri Pak Toto menggenggam tangan Dino. Tangan kanannya memegang bahu Bimbi. Sementara bibirnya berteriak memanggil Lani, Dayu, dan Lala. Pak Toto terlihat kepayahan, tapi tetap tersenyum dan tertawa.Â
Setelah hampir semua anak dikumpulkan di bawah pohon flamboyan, Pak Toto mengajak muridnya untuk menggelar tikar yang telah dipersiapkan. Teman-teman Rory sudah duduk tenang di atas tikar sambil menikmati sejuknya angin.Â
"Anak-anak, Pak Toto mau mencari Rory sebentar. Kalian boleh memulai menggambar."
"Iya, Pak," sahut para murid bersama-sama.
"Pak, Lani mau menggambar bunga warna biru yang di gerbang." Tiba-tiba Lani angkat tangan.
"Boleh, Lani. Itu bunga telang namanya. Bunganya bisa dibuat teh. Kalian nanti kalau pulang bisa memetik buah jambu, arbei, dan bunga telang untuk oleh-oleh."Â
"Asikk!" Suasana kembali ramai, sahut menyahut mengungkapkan kegembiraan.Â
"Lala suka sekali arbei," teriak Lala.
"Tapi arbei kan asam," timpal Dino.