Shim sudah siap, memberi kejutan itu untuk Tra. Dua tahun lalu. Seperti biasa, sebatang coklat.
Tapi tak cuma coklat. Memberi coklat saja, dianggap belum sempurna.
Malam itu berlanjut.
Villa di ujung bukit bisu. Dua mobil mewah terparkir.
Ada tujuh anak muda. Berpasang-pasangan.
Tidak mikir besok masuk sekolah.
Tidak mikir besok ditanya PR dan tugas.
Tidak mikir besok sarapan bareng mama papa.
Tidak mikir besok berpamitan, mengucap salam.
"Setahun sekali. Mari diberi arti." Seorang bernama Gza mengulang-ulang kata itu. Seperti mantra. Membius siapa saja.
Tra mulai risih. Shim sama. Mereka merasa berada di tempat yang salah.