Mohon tunggu...
thrio haryanto
thrio haryanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Penikmat Kopi Nusantara

Menyukai kopi tubruk dan menikmati Srimulat. Pelaku industri digital. Pembaca sastra, filsafat, dan segala sesuatu yang merangsang akalku. Penulis buku Srimulatism: Selamatkan Indonesia dengan Tawa (Noura Book Publishing, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Arem-arem, Demo Taksi dan 5 Faktor yang Mempengaruhi Pola Memilih Taksi

28 Maret 2016   09:11 Diperbarui: 28 Maret 2016   11:24 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Ya, betul,” imbuh Om Fredi, “Nunggu taksi itu ibarat nunggu jodoh. Kalau ditungguin kagak datang, giliran gak ditungguin berseliweran, hahaha!”

Sampai saat ini belum ada data resmi tentang berapa sebenarnya jumlah pelanggan taksi di DKI. Tapi kalau bicara potensi, sebenarnya masih besar. Kita lihat saja data jumlah pekerja di DKI. Menurut Data Pemprov DKI, per Februari 2015 di Jakarta ada 5juta lebih pekerja. Taruhlah hanya 10% yang berpotensi menjadi pelanggan taksi, itu artinya ada 500.000 orang per hari. Belum lagi pekerja yang berdomisili di kota-kota satelitnya. Byuh! Bisa dua kali lipatnya.

“Oh, mungkin karena itu yah, kita sering kesulitan dapetin taksi kosong,” ucap Om Fredi.

“Bisa jadi, apalagi kalau pas jam enam sampai sepuluh pagi, beuh! Susahnya minta angpao!” tambah Om Firza sambil mengepulkan asap rokoknya.

Menurut riset yang dilakukan Appara teman saya itu, 58% pengguna taksi menggunakan layanan taksi pada jam-jam segitu, 6–10 pagi. Sebesar 66% dari yang 58% itu naik taksi dari rumah menuju kantor, dengan cara turun ke pinggir jalan alias nyegat (56%), sisanya pesan lewat telepon.

Nah, urusan pilih memilih taksi ini juga menarik. Umumnya pengguna layanan taksi sudah punya preferensi terhadap merek taksi tertentu. Oleh karena itu, mereka sabar menunggu di pinggir jalan demi dapetin merek taksi yang disukainya. Sayangnya, seperti kata quote-quote di Facebook dan Whatsap, kesabaran itu ada batasnya.

Sebanyak 74 persen calon penumpang taksi akan memilih taksi lain jika taksi yang menjadi preferensinya tak kunjung muncul dalam dua puluh menit. Sementara 20 persennya masih bersedia menunggu hingga 30 menit. Nah, sisanya (6%) rela menunggu lebih lama, yaitu hingga 40 menit.

“Yang enam persen itu pasti pakai voucher dari kantor, tuh! Hahaha,” sergah Om Fredi yang dibetal-betulkan oleh Om Firza.

“Sebentar, sebentar, menarik tuh yang soal preferensi itu tadi,” Om Dani menyela, “Sebenarnya apa saja sih faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang lebih memilih taksi tertentu dari pada taksi yang lain?”

Ada lima faktor yang memengaruhi seseorang dalam memilih taksi. Pertama, faktor keamanan. Ini faktor paling kuat yang mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang dalam memilih taksi.

Make sense, apalagi kalau kita ingat angka kejahatan jalanan di Jakarta semakin tinggi,” simpul Om Dani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun