Mohon tunggu...
Thomy Satria
Thomy Satria Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menulis cerpen, dan lagu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja Kelamku, Pintasan Surgamu

11 November 2024   09:57 Diperbarui: 20 November 2024   22:43 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebulan kemudian, entah bagaimana kesadaran primaku kembali ke tubuh renta ini. Sepertinya ajal ku sudah sebentar lagi. Tidak mungkin kesadaran renta hilang akal itu yang akan menyambut sakitnya sakratul mautku. Haruslah aku, si sosok Datuk Kuning yang sebenarnya ini.

Sekarang giliran si Topan heran.

“Bagaimana kakek jadi tidak pekak lagi? Kakek sudah kembali?”

“Iya, apa kau merindukanku?” tanyaku tersenyum dengan senyuman yang benar-benar seperti kembali setelah hilang puluhan tahun ini.

“Kakeeek!” Topan melompat memelukku. Berat sekali rasanya tertindih pelukannya dengan tubuh se usang ini.

Ani lebih heran lagi. Tiba-tiba saja kakek dan cucu itu akur. Dan papanya tiba-tiba sudah tidak lagi pekak. Antara senang dan takut kehilangan. Sepertinya Ani juga menyadari pertanda bahwa aku akan segera mati.

***

Cerpen ini masuk nominasi di sayembara @cerpen_sastra. Tapi sudah saya kembangkan lagi jadi 2000an kata karena terlalu pendek untuk batas maksimal 1300kata. Ini adalah cerpen terbaik saya. Mungkin saya tidak akan pernah membuat yang lebih baik lagi dari ini.

@tomisteria

Payakumbuh

11 November 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun