Ani berhenti mendorong kursi roda itu di tengah halaman, dan berucap ke telingaku: "Papa berjemur dulu biar sehat!"
"Tercebur?"
"BER JE MUR!”
"Berjemur? Untuk apa?"
"Biar sehat!"
"Berserak?"
"BIAR SEHAT!"
"Bisa pula cahaya matahari bikin sehat?"
”BISA!" Ani langsung berteriak saja sampai ludahnya sedikit menyembur. Topan yang melihatnya sontak mendengus menahan gelak.
Apa hebatnya berumur panjang? Menua bersama pasangan? Jika kalian sudah uzur, cepatlah mati saja! Jangan sepertiku, hanya menjadi beban bagi anak dan cucuku yang kurang sabar ini. Istriku juga sering membentakku karena aku mulai suka menunda sembahyang.
Aku punya kebiasaan memeriksa semua pintu dan jendela rumahku setiap malam. Walau sudah dilarang si Topan, cucu pelupa itu tak pernah kupercaya menggantikan tugas muliaku ini. Kubacakan doa didepan pintu itu sambil komat-kamit tertunduk hingga air liurku menetes tanpa ku sadari.