Mohon tunggu...
Thomy Satria
Thomy Satria Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menulis cerpen, dan lagu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja Kelamku, Pintasan Surgamu

11 November 2024   09:57 Diperbarui: 20 November 2024   22:43 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ani berhenti mendorong kursi roda itu di tengah halaman, dan berucap ke telingaku: "Papa berjemur dulu biar sehat!"

"Tercebur?"

"BER JE MUR!”

"Berjemur? Untuk apa?"

"Biar sehat!"

"Berserak?"

"BIAR SEHAT!"

"Bisa pula cahaya matahari bikin sehat?"

”BISA!" Ani langsung berteriak saja sampai ludahnya sedikit menyembur. Topan yang melihatnya sontak mendengus menahan gelak.

Apa hebatnya berumur panjang? Menua bersama pasangan? Jika kalian sudah uzur, cepatlah mati saja! Jangan sepertiku, hanya menjadi beban bagi anak dan cucuku yang kurang sabar ini. Istriku juga sering membentakku karena aku mulai suka menunda sembahyang.

Aku punya kebiasaan memeriksa semua pintu dan jendela rumahku setiap malam. Walau sudah dilarang si Topan, cucu pelupa itu tak pernah kupercaya menggantikan tugas muliaku ini. Kubacakan doa didepan pintu itu sambil komat-kamit tertunduk hingga air liurku menetes tanpa ku sadari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun