Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kekayaan Kuliner Papua nan Mempesona

1 Juli 2023   08:00 Diperbarui: 2 Juli 2023   13:33 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga bersama-sama mengangkat batu untuk mengambil makanan yang dimasak dengan bakar batu di Lapangan Trikora, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (15/9/2016).(KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Ada aunu senebre ada juga aunuve habre. Aunuve habre adalah makanan yang sekilas hampir-hampir mirip dengan aunu senebre. Bedanya, kalau aunu senebre menggunakan ikan teri, maka aunuve habre menggunakan ikan cakalang. Daun talas juga tidak dicampur dengan daging ikan, tapi justru menjadi pembungkus saat ikan dikukus dan tidak menggunakan parutan kelapa.

Setelah puas mencicipi aunu senebre dan aunuve habre, pembaca juga wajib mencicipi udang selingkuh. Masyarakat Papua mempercayai, jika udang yang satu ini adalah hasil perkawinan campur atau perselingkuhan antara udang dengan kepiting. Padahal, udang yang satu ini merupakan jenis lobster air tawar bercapit besar.

Udang selingkuh adalah hewan endemik dari wilayah Sungai Baliem, sungai besar yang melintasi wilayah kota Wamena. Udang selingkuh memiliki tekstur yang berserat seperti lobster dan bercita rasa gurih umami. Udang selingkuh paling pas dimasak asam manis dan disantap bersama nasi putih hangat dan sambal tumbuk khas Wamena (Gardjito dkk, 2018).

Selain berbagai hidangan tadi, Papua tentunya masih memiliki begitu banyak kekayaan kuliner yang tak ternilai harganya. Nah, buat pembaca yang penasaran, yuk langsung aja rencanakan perjalanan liburan suatu hari nanti ke Papua. Jangan lupa ceritakan pengalaman menarik Kompasianers selama di Papua ya! Mari kita bercerita!

Daftar Pustaka:

Sudargo, T dkk. 2022. Budaya Makan dalam Perspektif Kesehatan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Gardjito, M dkk. 2018. Profil Struktur, Bumbu, dan Bahan dalam Kuliner Indonesia. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Hardiansyah, H. 2006. "Persepsi Masyarakat Tentang Manfaat Budaya dan Kesehatan Mengonsumsi Tambelo, Siput dan Kerang di Mimika, Papua". Jurnal Gizi dan Pangan, 1(1), hal. 29-35.

Rumansara, E. 2015. "Memahami Kebudayaan Lokal Papua: Suatu Pendekatan Pembangunan yang Manusiawi di Tanah Papua". Jurnal Ekologi Birokrasi, 1(1), hal. 47-58.

Laksono dan Wulandari. 2021. "Pantangan Makanan pada Suku Muyu di Papua". Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(3), hal. 251-259.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun