Dalam sejarahnya, menurut Gardjito dalam Gastronomi Indonesia Jilid II (2019), berdasarkan hikayat Abdullah, pada tahun 1836 ketika Abdullah bin Abdulkadir Munsyi berkunjung ke Trennganu, tempoyak telah dikenal sejak lama sebagai makanan khas dan sajian favorit dari bangsa Melayu, seperti Palembang; Lampung dan Kalimantan.Â
Tempoyak banyak dibuat saat menjelang musim panen dan mampu disimpan selama satu tahu lamanya
2. Bumbu Khas Kuliner Sulawesi
Dalam kuliner Sulawesi, daun kunyit mendapatkan tempat yang sangat istimewa. Daun kunyit sangat umum sekali digunakan dalam setiap masakan masyarakat khas Bugis dan Bajo.Â
Cita rasanya yang gurih, membuat daun kunyit banyak digunakan sebagai bumbu masakan utama yang berbahan dasar daging dan ikan. Selain cita rasanya yang gurih, daun kunyit juga berfungsi sebagai penghilang bau anyir pada daging, terkhususnya seperti ikan.
Dengan daun kunyit, daging atau ikan dapat menjadi lebih harum dan lembut. Dalam penggunaannya, daun kuniyt biasanya di-rajang (diiris tipis-tipis) atau dalam bentuk simpul yang dicabik-cabik daunnya. Irisan daun kunyit dalam masakan khas Sulawesi, biasanya digunakan sebagai campuran rempeyek atau keripik khas Sulawesi.Â
Selain itu, daun kunyit biasanya juga digunakan sebagai pembalut ikan atau daging yang dibakar, sehingga memancarkan aroma khas.
Selain daun kunyit, masyarakat Sulawesi, terkhususnya suku Bugis juga sangat sering menggunakan bumbu bernama asam patikala. Asam patikala sejatinya adalah nama khas dari masyarakat Bugis untuk menyebut buah kecombrang atau honje, yang sangat populer penggunaannya di kalangan masyarakat Sumatra dan Sunda.Â
Asam patikal memberikan sensasi asam yang agak lebih tajam ketimbang tamarind atau jeruk nipis.
Bagi masyarakat Palopo, asam patikal banyak digunakan untuk membuat hidangan kapurung; parede lawa dan lain-lain. Sebelum digunakan, buah asama patikal biasanya dimemarkan terlebih dahulu, kurang lebih cara mengolahnya hampir sama seperti mengolah bawang putih.Â
Biasanya, selain buahnya yang digunakan, masyarakat Sulawesi juga gemar memanfaatkan bagian batang serta bunganya, yang diolah dengan cara diiris tipis-tipis.