Maksudnya?Â
Maksudnya adalah jika kita mau belajar, mau mencoba mencicipi, mau berkreasi dengan berbagai bumbu dan masakan khas dari daerah yang kurang begitu terkenal atau bahkan sangat asing ditelinga, secara tidak langsung, kita tidak hanya ikut melestarikan.
Tapi, kita juga telah mengambil peran yang besar untuk merawat toleransi dan demokrasi di Indonesia. Jadi tanpa berlama-lama, berikut adalah empat bumbu khas kuliner daerah di Indonesia yang jarang diketahui
1. Bumbu Khas Kuliner Jambi
Jambi memiliki bumbu khas bernama asam cekala dan tempoyak. Asam cekala adalah buah muda dari honje (kecombrang). Sensasi rasa asam segar khas kecombrang menjadi suatu kenikmatan tersendiri bagi sajian kuliner khas Jambi.Â
Kuncup bunga serta buah kecombrang digunakan sebagai bagian pokok dari sayuran asam Karo. Honje seringkali juga dipakai untuk meredam bau amis dari ikan ketika sedang dimasak.
Dalam masakan khas Jambi, asam cekala seringkali digunakan untuk berbagai keperluan, terkhususnya sebagai bumbu penyedap. Ada berbagai menu khas Jambi yang menggunakan asam cekala sebagai salah satu bahan pokoknya.Â
Mulai dari manuk gule; lomok-lomok; tangas-tangas; cipera; nurung gule, dan lainnya. Buah kecombrang yang biasanya dipakai adalah buah yang sudah tua. Yakni buah yang sudah berubah warnanya menjadi merah terang.
Selain asam cekala, tempoyak menjadi salah satu bahan penting dalam masakan Jambi. Selain Jambi, tempoyak juga sangat terkenal bagi masyarakat Lampung dan Bengkulu.Â
Tempoyak adalah salah satu bumbu yang mungkin sudah tidak asing bagi kebanyakan orang. Makanan fermentasi yang terbuat dari daging buah durian matang sempurna yang ditambahkan dengan garam dan difermentasikan dalam wadah tertutup selama kurang lebih seminggu lamanya.