Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Berdemokrasi Bersama 4 Bumbu Nusantara yang Jarang Diketahui

24 Maret 2021   08:00 Diperbarui: 9 September 2022   17:08 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenampakan dari buah kecombrang (asam cekala atau patikala, menurut masyarakat Sulawesi) | banjarmasin.tribunnews.com

Dalam sejarahnya, menurut Gardjito dalam Gastronomi Indonesia Jilid II (2019), berdasarkan hikayat Abdullah, pada tahun 1836 ketika Abdullah bin Abdulkadir Munsyi berkunjung ke Trennganu, tempoyak telah dikenal sejak lama sebagai makanan khas dan sajian favorit dari bangsa Melayu, seperti Palembang; Lampung dan Kalimantan. 

Tempoyak banyak dibuat saat menjelang musim panen dan mampu disimpan selama satu tahu lamanya

2. Bumbu Khas Kuliner Sulawesi

Dalam kuliner Sulawesi, daun kunyit mendapatkan tempat yang sangat istimewa. Daun kunyit sangat umum sekali digunakan dalam setiap masakan masyarakat khas Bugis dan Bajo. 

Cita rasanya yang gurih, membuat daun kunyit banyak digunakan sebagai bumbu masakan utama yang berbahan dasar daging dan ikan. Selain cita rasanya yang gurih, daun kunyit juga berfungsi sebagai penghilang bau anyir pada daging, terkhususnya seperti ikan.

Dengan daun kunyit, daging atau ikan dapat menjadi lebih harum dan lembut. Dalam penggunaannya, daun kuniyt biasanya di-rajang (diiris tipis-tipis) atau dalam bentuk simpul yang dicabik-cabik daunnya. Irisan daun kunyit dalam masakan khas Sulawesi, biasanya digunakan sebagai campuran rempeyek atau keripik khas Sulawesi. 

Selain itu, daun kunyit biasanya juga digunakan sebagai pembalut ikan atau daging yang dibakar, sehingga memancarkan aroma khas.

Selain daun kunyit, masyarakat Sulawesi, terkhususnya suku Bugis juga sangat sering menggunakan bumbu bernama asam patikala. Asam patikala sejatinya adalah nama khas dari masyarakat Bugis untuk menyebut buah kecombrang atau honje, yang sangat populer penggunaannya di kalangan masyarakat Sumatra dan Sunda. 

Asam patikal memberikan sensasi asam yang agak lebih tajam ketimbang tamarind atau jeruk nipis.

Bagi masyarakat Palopo, asam patikal banyak digunakan untuk membuat hidangan kapurung; parede lawa dan lain-lain. Sebelum digunakan, buah asama patikal biasanya dimemarkan terlebih dahulu, kurang lebih cara mengolahnya hampir sama seperti mengolah bawang putih. 

Biasanya, selain buahnya yang digunakan, masyarakat Sulawesi juga gemar memanfaatkan bagian batang serta bunganya, yang diolah dengan cara diiris tipis-tipis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun