Mohon tunggu...
Theza Elisheva
Theza Elisheva Mohon Tunggu... Penulis - Enthusiastic about a job that emphasizes analysis, problem solving and intellectual challenge.

I am able to adapt to new things and am ready to be trained and mentored based on the company's workflow. If I experience difficulties, I will not give up trying until I give my best to the manager, fellow staff, and clients. I am a person who likes to explore everything so that new insights and skills are an added value for me.

Selanjutnya

Tutup

Love

Aku atau Kamu yang Toxic?

7 November 2021   19:35 Diperbarui: 7 November 2021   19:38 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Tetapi toxic bisa juga berasal dari manusia, pribadi "toxic" adalah jenis pribadi yang suka menyusahkan dan merugikan orang lain baik secara fisik maupun emosional. Seorang ahli komunikasi dan psikologi yang berbasis di California AS, Dr Lillian Glass, kali pertamanya memperkenalkan istilah "toxic" lewat bukunya bertajuk Toxic People pada tahun 1995. Ciri-ciri dari manusia yang toxic diantaranya: a) hanya mau senangnya saja, b) tidak berempati atau bersimpati, c) suka mengontrol dan memanipulasi orang lain, d) tidak mau mengakui kesalahan atau minta maaf, e) sering merendahkan atau meremehkan orang lain. Perilaku toxic biasanya dilatarbelakangi masalah kesehatan mental yang tidak terdiagnosis, seperti depresi, gangguan kecemasan, atau trauma.

 Dalam suatu hubungan lumrah dan pastinya niscaya mengalami pasang surut, namun jika membuat salah satu pihak merasa tertekan, terancam hingga menguras energi setiap saat itu sudah dinamakan hubungan beracun atau biasa disebut toxic relationship. Toxic relationship adalah hubungan yang membuat salah satu pihak merasa tidak didukung, direndahkan, atau diserang. Hubungan beracun bisa terjadi dalam asmara, teman, sahabat, rekan kerja, dan keluarga. 

Menurut Glass, penyebab toxic relationship beragam, tergantung latar belakang dan kondisi seseorang -- bisa disebabkan hilangnya rasa kepercayaan, sikap posesif dari salah satu pihak, perselingkuhan yang berulang, bahkan kekerasan dan pelecehan. 

Terdapat 8 ciri toxic relationship, yakni: a) merasa sudah berjuang sampai energi terkuras tetapi tidak dihargai, b) harga diri lambat laun menurun, c) merasa tidak didukung, kerap direndahkan, diserang, atau salah paham, d) komunikasi sering berakhir dengan cekcok, lelah akut, atau meninggalkan rasa tertekan, e) muncul keinginan untuk balas dendam karena tindakan tidak menyenangkan, f) setiap saat khawatir karena tidak ingin diserang jadi harus ekstra hati-hati, g) kerap perlu usaha mati-matian sampai mencurahkan banyak waktu dan tenaga untuk menghibur salah satu pihak, h) segala sesuatu yang dilakukan salah. 

Toxic relationship bisa ditimbulkan karena kepribadian pasangan yang berbeda drastis. Cara untuk keluar dari hubungan toxic menurut psikolog Ikhsan Bella Persada ialah harus disadari oleh kedua belah pihak, yaitu dengan: 

 1. Komunikasikan tentang permasalahan dalam hubungan

 Entah karena tidak memahami satu sama lain, sampai akhirnya ada salah satu yang melalukan tindakan kekerasan. Karena itulah diharapkan harus menemukan akar permasalahannya. Jika tidak dapat diatasi, jalan yang terbaik adalah perpisahan.

 2. Pikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya

 Jika sudah mantap berhenti berhubungan, buatlah rencana untuk menghadapi masa transisi.

 3. Tetapkan tujuan untuk mandiri

 Mulailah mengukir jalan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun