Si rambut merah menghembuskan asap rokoknya. "Disini tak ada yang mampu melawannya. Kira-kira ada 10 orang yang menantangnya, dan semuanya kalah."
"Tidak! Kudengar 50!" kata si gondrong berkumis.
"Salah! Kudengar 100!" bantah si jabrik kaos biru. "Dan semuanya koma di Rumah Sakit.
"Masa iya?! Itu berlebihan!" sambar si gondrong kumis.
"Itu fakta. Kau mau membantah bagaimana?!" Si jabrik kaos biru menyanggah.
Tiba-tiba orang-orang itu terdiam. Mereka yang melihat ke belakang Rainer langsung cemas dan akhirnya lari ketakutan. Merasa penasaran, Rainer pun berbalik ke belakang. Disana ternyata ada seseorang berbadan tinggi besar mengenakan sweater hitam dengan kupluk menutupi kepalanya.
"Greatman kah?" gumam Rainer.
Orang berbadan besar itu tak mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya berlalu begitu saja meninggalkan Rainer.
---
Atap kampus...
"Jadi benar, pria itu teman masa kecilmu?" tanya Cantika pada Diva yang duduk bersebelahan dengannya di sebuah sofa yang nampak agak usang, lengkap dengan coret-coretan.
Diva mengangguk. "Kulihat dari foto yang beredar memang dia."
"Kuharap kau jangan menahanku! Aku ingin dia membayar atas perbuatannya!" balas Cantika.