Tiga preman lagi maju. Saat itu, Rainer sudah melepaskan pelintirannya dari si preman gondrong. Kemudian ia berkelit dari pukulan preman klimis dan langsung menendang rusuknya kemudian dengan cepat beralih menendang dada preman berambut merah hingga terpental.
Di saat seperti itu lewatlah seorang gadis berambut panjang dan bermata indah bertanktop hitam dengan sebuah motor. Motor gadis tersebut terus melaju bebas sampai akhirnya menabrak dan kepalanya menabrak tembok. Tapi, tembok tersebut malah remuk. Setelah itu, ia segera turun dari motor dan bingung melihat keadaan.
Gadis itu kemudian menatap Rainer. "Siapa kau? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya."
Rainer pun menjawab dengan nada datar. "Hari ini aku kuliah di Futuran."
Suasana langsung hening, dan mereka saling tatap.
"ONE HIT!!!" Tiba-tiba teriakan seseorang memecah keheningan.
Gadis tadi menengok ke samping. Disana ia melihat dua orang polisi lalu lintas lengkap dengan dua motor patrolinya.
"Sudah berapa kali kubilang, jangan melanggar lalu lintas. Jangan beralasan kalau remnya blong!" ujar polisi yang berteriak tadi.
"Memang remnya blong kok," gumam gadis tersebut, sebelum akhirnya berjalan menuju kedua polisi tersebut.
"Kau ... One ... Hit?" tanya Rainer sebelum gadis tersebut jauh.
"Betul," jawab si One Hit.