Saya dan adik kedua saya  Hesti mendapat tugas menari dengan ratusan penari lain.
Hesti mengenakan kebaya kuning, berkain batik  Parang Garuda latar  putih khas Yogyakarta dan bersanggul  gelung tekuk khas Yogyakarta.
Sebagai iringan tarian lagu Aku Mengasihi  Tuhan" dari Buku  Lagu Iringan Misa,  dari buku Madah Bakti karya  Romo Prier SJ dan pak Paul Widyawan. Lagu ini, lagu gaya Jawa.
Penari berkebaya merah dan kuning bertugas di tari penyambutan Paus, yaitu  saat Paus berjalan menuju Altar dan turun dari mobil terbuka setelah menyapa umat dan dielu- elukan umat.
Lagu , gending terus dilagukan dan ditarikan sampai Bapa Paus memberkati Altar.
Tarian penyambutan Paus ini tarian Jawa klasik, gerakannyapun gerakan pakem tarian klasik putri Yogyakarta.
Tarian Persembahan
Sedangkan saya, menari di  saat persembahan dibawa ke Altar.  Saya bersama lebih dari seratus penari wanita dan pria saat itu menari tarian persembahan.
Kami mengenakan kebaya hijau, bersanggul gaya Bali, bersarung corak kembang buketan pesisiran.
Sedangkan penari pria berbakaian kuning dan membawa  bendera merah putih , bendera Indonesia dan kuning putih, bendera Vatikan.
Tarian kreasi baru dengan iringan gending Jawa yang cepat.  Iringan gending dan lagu  Gerakan tarinya diambil dari tarian Bali, Jawa, Sunda, Aceh.
Bangga, terharu dan senang sekali menari di depan Paus saat itu. Sambil menari saya sempat melirik Bapa Paus, ternyata Bapa Paus duduk di kursi Kepausan tinggi dari anyaman Bambu dan tersenyum memandangi tarian kami dan menikmati irama gending yang cepat , secepat gending tari Bali.
Sambil bergurau kami mengatakan, bukan hanya kami yang terus mencari Paus, tetapi sebagai penari , Bapa Pauslah yang memandangi kami.
Hehehe sombong sedikit bolehlah.
Saat itu , saya  merasakan kekaguman Bapa Paus akan tarian dan gending Indonesia.