Sebelum masuk ke kota tua Yerusalem, kami menunggu Ayla, guide kami. Sambil menunggu kami melihat situasi di tempat tersebut.
Terlihat banyak orang- orang muda tentara, baik itu pria dan wanita. Meskipun tentara tampang mereka ramah dan tidak seram.
Bahkan mereka mau berfoto dengan kami.Â
Teringat kisah temanku di Jerman, orang asli Israel. Sowa cerita, wajib militer bagi kaum muda Israel merupakan kewajiban.Â
Mereka dengan senang hati dan bangga melakukannya, boleh ikut serta membela negara. Sowa bercerita pula, bahwa meskipun bangga, sebagai ibu, ia merasa sedih dan was- was, anaknya menjalani wajib militer.
Kembali ke perziarahan kami ke kota tua Yerusalem. Kami masuk melalui gerbang sempit tersebut, begitu sempit sehingga hanya satu mobil bisa lewat, sehingga mobil bergantian masuk atau keluar gerbang tersebut. Kami pejalan kaki bisa masuk dengan leluasa.
Saat kami ada di sana, terlihat banyak anak- anak sekolah sedang study tour dengan gurunya.Â
Rumah Perjamuan Saat Ini Merupakan Masjid
Tujuan pertama kami, di rumah di mana perayaan perjamuan terakhir Yesus dengan murid-murid-Nya. Perayaan yang saat ini disebut Kamis Putih oleh umat katolik di Indonesia dan Gruendonnestag oleh orang Jerman.
Rumah ini masih ada saat ini dan beralih fungsi sebagai masjid. Meskipun demikian, kami boleh masuk, melihat dan merasakan tempat kudus tersebut.
Di tempat ini aku diam merenung, dan merasakan.
Di tempat ini, Yesus merayakan perjamuan Paskah dengan murid- muridnya. Di tempat ini Yesus mengadakan perjamuan terakhir.Â