Cerita ini dapat juga dibaca di wattpad
Sore itu, aku masih menanti kedatangan Paman Grifforth untuk menjemputku dari Perpustakaan Ammerdunn. Sungguh, aku tidak memikirkan akan menunggu dua setengah jam lebih lama. Biar kutebak lagi, sampai di markas, Julian akan marah besar! Menggubrak meja atau melemparkan petanya ke arahku. Kadang aku berpikir untuk keluar dari timnya, tapi itu suatu hal yang sangat tidak memungkinkan. Aku keluar, Voltron dan Gamma juga akan keluar, dan well, Julian tinggal sendiri dengan Bertha. Ah, sudahlah, bukankah melihat Julian marah sudah menjadi tontonanku selama dua tahun menjadi anggota timnya? Satu-satunya yang tidak pernah dimarahi oleh Julian hanya Bertha. Gadis itu lagi. Mungkin Julian menyukainya. Maka itu, dia tidak pernah memarahinya, karena takut melukai hatinya, se-simple itu. Tipikal.
      "Hei! Quinnie!" Aku melirik malas, ah sudah tak ada gunanya lagi, akhirnya dia datang. Aku berjalan membawa tas 'setengah ton' milikku ke dalam mobil Paman Grifforth. Ingin rasanya berteriak sekencang-kencangnya.
      "Quinnie, aku tahu kau butuh penjelasan, tapi biar Paman yang berbicara dengan Jule, mungkin dia akan mengerti,"
      "Bolehkah aku tidak ke markas hari ini Paman?" tiba-tiba saja aku melontarkan pertanyaan itu, dengan suara yang sangat lemah, mengantuk.
      "Paman juga ingin kau tidak pergi ke markas itu, Nak. Tahun ini tahun ujianmu, kau harus fokus belajar, bukan mengikuti ekspedisi-ekspedisi aneh bersama Julian," Paman Grifforth melirik ke arahku yang terduduk lemas di kursi mobil.
      "Bisa beri aku solusi Paman?"
      "Begini saja, nanti, Paman akan turun ke markas dan berbicara dengan Jule. Kau tunggu di mobil saja, oke?"
      "Quinnie? Kau dengar ...?"
***
     Â