"Nggak tahu, tiba-tiba udah jarang ngobrol," jawab Edward malas. Sebenarnya, di dalam hati Edward sekarang, hanya ada setumpuk perasaan bersalah bila berbicara soal Emilda.
      "Kok begitu sama temennya?" kata Mama Edward sambil melihat ke ponselnya, kemudian memberi isyarat sebentar pada Edward karena ternyata teman kantornya menelepon.
      Dalam hati, Edward berharap mamanya itu akan berbicara lama dengan temannya, kemudian pergi dari kamarnya karena urusannya masih panjang, dan melupakan perbincangannya soal Emilda. Nyatanya, tidak. Lima menit kemudian ia kembali ke kamar.
      "Maaf, tadi Tante Eileen menelepon. Kembali lagi ke perbincangan kita sebelumnya, kenapa kamu nggak ngobrol lagi sama Emilda?"
      "Kan ada yang lain juga, Ma, kayak Kayla, dia juga baik," Edward menatap mamanya, berharap mamanya itu akan mengiyakan pernyataan yang baru saja ia sampaikan. Nyatanya lagi, tidak.
      "Kamu dan Kayla berbicara dari mulut ke mulut, tapi kamu dan Emilda..." Mama Edward terdiam sejenak sambil menatap putra sulungnya itu. Kemudian, sambil tersenyum ia pergi keluar dari kamar Edward.
      "Dari hati ke hati. From heart to heart, and that's what make both of you special,"
***
      Maret 2019
      Mil, loe udah denger lagu yang gue kirim kemarin?
      Belum, loe udah?