Aku mendesah. "Ingat - ingat kasus Ed Kemper."
Charles terdiam. Sementara aku bergegas untuk mengganti bajuku dengan baju kasual yang biasa kubawa untuk penyamaran. Mahmud yang langsung menangkap maksudku membantuku berganti pakaian.
Charles berdiri, "Maksudmu, ada kemungkinan pembunuhnya masih ada di sekitar sini dan mengamati dari jauh?"
Aku membuang napas, "Kalau benar ia segila itu dan membawa anjingnya ke dalam rumah ini, ada kemungkinan lima puluh persen. Ia ingin tahu anjingnya dibawa ke mana."
Benar, hipotesaku adalah orang ini adalah seorang psiko, dan setiap hari ia masuk ke dalam rumah dan membawa anjingnya. Setiap hari ia melihat 'hasil karyanya' di tingkat dua. Hari ini ia kurang beruntung, dan anjingnya terperangkap di dalam bersama polisi.
Ada kemungkinan ia berada di sekitar sini. Sebelum keluar, Mahmud menepuk pundakku dan mengucapkan semoga beruntung.
Aku keluar dari pintu depan dan mendapatkan beberapa warga masih berkerumun di belakang garis kuning. Tidak, tidak, menurutku ia tidak akan ada berada di situ. Aku melayangkan pandanganku ke sebuah warteg, dan terlihat beberapa orang sedang sibuk berpangkal ria.
Aku menghela nafas. Inilah dia.
***
Aku melangkah menuju warung dan mendapatkan tiga orang duduk - duduk di dalam. Satu orang berdiri di pintu. Semuanya memerhatikan TKP. Aku membuka topiku dan mengibas - ngibaskan, tanda kepanasan.
"Teh manis dingin satu, pak."