"Mundurlah, Charles, dia salah satu objek penyidikan."
Charles berbalik dan menunjukkan wajah ketidaksukaannya kepadaku. "Apa yang kau harapkan dari anjing selucu ini, Kilesa? Ia tidak mungkin menjadi kompatriot dalam proses pembunuhan."
Anjing itu ramah, melonjak - lonjak kesana kemari, hanya tertahan oleh rantai yang mengikatnya ke rumah kecilnya. Bahkan setelah kuperhatikan itu bukanlah rantai, melainkan pengikat yang terbuat dari kulit. Anjing itu berwarna cokelat kayu, kalau aku berdiri tingginya tidak akan sampai di lututku. Ia menggonggong dengan ceria.
Aku berpandang - pandangan dengan Mahmud. Pikiran kami sama. Bagaimana mungkin?
Charles tertawa kecil. "Bagaimana mungkin anjing ini bisa berada di tempat ini, di mana tidak ada jejak manusia selama berminggu - minggu, begitu bukan pikiranmu, Kilesa?"
Aku sudah terbiasa dengan godaan Charles, karena ia suka membual. Ia menambahkan. "Apalagi, kalau kita lihat sekeliling di halaman belakang ini, tembok besar mengelilingi. Tidak ada jalan masuk dan keluar selain pintu depan. Bagaimana mungkin anjing ini bisa masuk, saat aku yakin tim forensik sudah memastikan bahwa tidak ada jejak manusia keluar masuk?"
Aku menatap Mahmud dan ingin memastikan pertanyaan terakhir Charles. "Apakah benar bahwa tidak ada jejak manusia keluar masuk selama sebulan ini, Mahmud. Bagaimana pemeriksaan tim forensic?"
Mahmud bergegas mencari anak buahnya. Aku tahu, ia belum menanyakan hal ini. Sementara itu aku juga ingin kembali memasuki ruangan rumah, tapi sebuah gigitan menerkam kaki bawahku. Untungnya aku sempat menghindar, namun naasnya celanaku sobek sedikit di bawah.
Charles bergegas berjongkok. "Ah, anjing nakal. Aku tahu kau lapar, selama sebulan ada di tempat ini dan tanpa ada yang memberi makan. Tenang saja, sebentar lagi kasus ini akan dipecahkan oleh paman Kilesa itu. Lalu, kita bisa segera pulang dan bermain - main."
Jika biasa anjing yang menggeram, kini aku yang mengeluarkan suara itu, Charles tertawa terbahak - bahak bersama anjing yang melompat kegirangan. Ia tahu bahwa aku tidak suka dengan hal yang tidak logis, dan keberadaan anjing itu akan mengganggu pikiranku. Saat ini Mahmud sudah masuk kembali. Mukanya suram.
"Aku minta maaf, Kilesa. Ternyata kami tidak bisa memastikan hal itu. Ingat bahwa para tetangga yang pertama menemukan mayat itu tadi pagi? Ya, maka jejak - jejak manusia sebelumnya pun tertutupi, dan tidak bisa diketahui."