Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasus Anjing Menggonggong (Detektif Kilesa)

24 April 2023   14:35 Diperbarui: 24 April 2023   14:40 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali aku menggeram, tapi berusaha menguasai keadaan. Aku beralih ke pintu belakang, dan sekali lagi menyapu pandangan ke seluruh ruangan dalam. Ruangan itu tidak terlalu besar, jadi mudah bagiku untuk melihat. Di depan, ada ruang tamu dengan tiga kursi sofa dan satu meja kayu. Setelahnya ada ruangan keluarga dengan satu meja makan. Di sebelah kiri ada rak kayu yang berisi bermacam perabotan dan pernak - pernik. Dan paling belakang adalah dapur.

Ke mana pun mataku melangkah, tidak ada satu pojok yang tanpa debu. Penerangan tambahan sudah dinyalakan dan kami bisa lebih mudah melihat, bahwa tidak ada jejak manusia di tempat itu. Namun, seperti kata Mahmud, kami tidak bisa memastikan itu. Aku jadi ingat kata - kata Hercule Poirot, detektif kebanggaan Agatha Christie. Kemungkinan, aku paling benci berurusan dengan kata itu.

Mencoba mengalihkan pikiran, aku bertanya pada Mahmud, "Bagaimana dengan kematian Sulastri? Prosesnya seperti apa?"

"Sebuah benda tajam menembus jantungnya dan membunuhnya dengan cepat. Kita tidak melihat itu tadi karena mayat sudah berusia sebulan, darah sudah membeku dan tubuh sudah membusuk."

"Artinya pembunuhnya tahu bagaimana cara membunuh. Ada jejak yang ditinggalkan?"

Mahmud menggeleng. "Bahkan kau bisa lihat sendiri, Kilesa. Tidak ada satu identitas pun di rumah ini. Tidak ada foto keluarga, tidak ada dokumen surat - menyurat, tidak ada KTP, STNK, dan lain - lain. Rumah ini tidak ditinggali, Kilesa."

Baru kali ini aku menghadapi kasus yang tanpa barang bukti. Tidak ada tersangka, tidak ada identitas, tidak ada jejak. Huft. Kasus aneh lagi!

Kecuali anjing sialan itu. Kini Charles sudah melepas rantainya dan keduanya bermain -- main di tanah. Aku ingin menghardik partnerku itu. Tapi sesuatu mencegahku. Permainan yang dilakukan Charles membuat anjing itu menjulurkan lidah kelelahan. Dan ada yang aneh menurutku.

Entah orang mengira aku mengada - ada, atau dibuat -- buat. Tapi untuk seekor anjing yang tidak pernah diberi makan sebulan (ya, kadang - kadang aku juga sarkas) gigi anjing itu terlalu rapi. Dengan kata lain anjing itu sangat terawat. Aku baru sadar kalau bulunya juga sangat lembut, dan ketika aku menciumnya, ternyata aroma shampoo anjing.

"Charles dungu, mengapa kau tidak memberitahu kalau anjing ini baru saja dimandikan?"

"Lalu memangnya kenapa kalau baru dimandikan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun