"Kalian tahu bahwa Omar Suseno kurang disukai di sekolah karena wataknya. Tapi hanya sebatas itu. Tidak sampai ingin menghabisi nyawanya. Tapi ada seseorang..."
"Orang ini pernah dirugikan oleh Omar karena ia mengambil jatah mengajarnya. Kalian tahu, gila kerja. Bagi Omar itu bukan masalah besar, tapi bagi guru ini, merupakan masalah, karena ia butuh honor tambahan itu untuk ibunya yang sakit keras. Ibunya kemudian meninggal dan ia sejak saat itu menyalahkan Omar. Namun ia sudah diperiksa dan bersih. Keterangannya bagus dan polisi tidak menemukan masalah."
Johanes menyerahkan kertas berisi sebuah nama dan alamat. Aku mengangguk, "Baik, pak, kami akan memeriksa orang ini. Jika tidak ada masalah, maka rangka itu bisa segera dimakamkan."
Johanes juga mengangguk dan berterima kasih. Sebelum kami pergi, ia mengucapkan kata - kata perpisahan. "Pak polisi, bagiku terlalu aneh ada seseorang yang mengecek sekumpulan rangka di laboratorium dan melakukan tes DNA padanya. Aku sudah pensiun dua puluh tahun yang lalu, jadi tidak mengenal guru baru ini. Waspadalah."
***
Kami tidak buang - buang waktu dan langsung mengunjungi nama yang tertera di alamat. Kebetulan waktu sudah sore dan orang ini berada di teras halaman ketika kami datang ke rumahnya. Namanya adalah Trunojoyo. Orangnya pendek, dan sedikit bersemangat. Ia menyambut kami dengan sumringah, namun seperti Johanes Anwar, wataknya menjadi mendung ketika kami memberitahukan maksud kedatangan kami.
"Dan di SMA CK bapak adalah seorang guru...?"
"Saya di bidang olahraga."
Aku mengernyit. Jika Omar merupakan guru biologi, maka ia mengambil jatah mengajar lintas bidang. "Apakah bapak menyimpan dendam kepada Pak Omar?"
Ia mendesah. "Sudah dua puluh tahun yang lalu. Aku sudah melupakan kesalahan almarhum. Mengangkat kisah ini sama saja dengan membuka luka lama."
Aku mencoba mengerti, "Benar, pak. Kami pun tidak ingin berlama - lama. Bapak Omar Suseno sudah lama wafat dan hendak diberikan pemakaman oleh keluarga dan Pak Johanes Anwar. Kami tahu dari Pak Johanes bahwa hubungan bapak tidak baik dengan pak Omar. Aku tidak ingin membawa ini ke ranah perasaan, melainkan bukti dan alibi."