Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasus Tengkorak Menggantung (Detektif Kilesa)

15 Juni 2022   09:27 Diperbarui: 15 Juni 2022   09:30 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mendekati Yanti, "Omar Suseno adalah guru biologi yang menghilang sepuluh tahun lalu di SMA CK. Pencarian tidak menghasilkan apa - apa. Kepolisian menutup kasus pencarian karena sudah kadaluarsa. Omar Suseno pun sudah dianggap meninggal oleh keluarga."

Yanti menatapku dan mengangguk, "Aku pun baru mengetahuinya tadi pagi lewat mesin pencarian internet. Terakhir orang - orang melihatnya di lingkungan sekolah, kemudian lenyap tanpa keterangan apa pun. Tidak kusangka ternyata selama ini aku berada di sebelah..."

Yanti mulai menunduk dan terlihat sedih, "Apa yang sebenarnya terjadi?"

Aku berpandang -- pandangan dengan Usep. Lagi - lagi ini bukan kasus biasa. Biasanya Usep akan menyindirku. Namun hal itu ditahannya karena kasus ini terlalu serius.

***

Diskusiku dengan Usep menyatakan bahwa hal pertama yang kami lakukan adalah mengunjungi rangka itu dan mengamankannya ke kantor polisi. Agar tidak menimbulkan keributan, kami bersepakat untuk membawa tim sesedikit mungkin. Mahmud harus ikut sebagai kepala tim forensik. Kami pun berangkat menuju sekolah CK dan menuju ruang biologi.

Kami pun memasuki ruang itu. Ruang itu cukup terbuka, dengan jendela besar di sisi - sisi ruangan, dengan pemandangan mengarah ke lapangan sekolah. Ada banyak meja porselen, dengan berbagai peralatan laboratorium di atasnya, seperti mikroskop, cawan, botol pipet.

Tengkorak terkutuk itu ada di samping meja guru. Tergantung di sebuah tiang tipis, rangka itu berwarna putih kekuningan dan melayang dari lantai. Rahangnya yang menganga seperti menertawai kami yang ingin mengetahui kebenaran. Tidak adanya debu dan retak membuktikan bahwa rangka itu sering dibersihkan tanpa prasangka apa pun.

Tidak ada yang aneh dari tempat itu. Setidaknya itulah konklusi yang kuhasilkan bersama Usep dan Mahmud. Tujuan kami adalah menemukan kejanggalan, sesuatu yang berada di luar nalar, dan tidak cocok dengan logika. Semuanya terlihat normal, kecuali tes DNA yang dibawa oleh Yanti, sang sumber permasalahan. Aku berkali - kali bercakap - cakap dengan Yanti, memastikan bahwa tes itu benar adanya. Bahkan seorang anak buah Mahmud kupinta untuk menghubungi rumah sakit penguji tes.

Seperti biasa, aku mengeluh. "Tidak ada yang aneh dari rangka ini, kawan - kawan, tidak ada yang aneh dari tempat ini."

"Aku setuju, Kilesa. Sepertinya sumber masalah bukan berasal di ruangan ini, melainkan kasus sepuluh tahun yang lalu." sahut Mahmud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun