Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Loyal (Cerpen Rohani)

11 Juli 2021   15:06 Diperbarui: 11 Juli 2021   15:20 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Luar biasa, nabi seperti apakah Yesus itu? Ia mampu menghimpun seluruh penduduk Kapernaum!"

Tidak beberapa lama Alurim kembali. Namun, langkahnya lesu. Ia hanya menggeleng.

"Semua jalan sudah dipenuhi orang. Jalan depan, jalan utama, juga jalan kereta. Aku tidak paham mengapa tabib bernama Yesus itu memilih rumah Midas. Rumah itu kecil, juga terletak di tengah -- tengah."

"Ya, hendak bagaimana lagi." Sosteus pun tertunduk lesu.

Filipus hendak menenangkan Octavian yang sudah ingin menangis sebelum Limfonos berkata, "Ini ujian bagi iman kita. Alurim, kau melupakan satu jalan lagi. Jalan atap!"

Ketiga sahabat itu menatap atap secara bersamaan, dan hanya Limfonos yang tersenyum, "Benar, jalan atap. Bukankah rumah itu terletak di tengah -- tengah? Kita bisa menyeberangi beberapa celah, jika hati -- hati."

Alurim menanggapi, "Kau benar, Limfonos. Coba aku cek dulu, mana tempat yang paling nyaman untuk naik."

Filipus menggeleng -- geleng, "Jangan tidak masuk akal, Limfonos. Bagaimana nanti kita bisa turun ke hadapan Yesus? Bukankah ada banyak orang?"

"Kita tidak perlu turun, Filipus, cukup Octavian saja."

"Tidak mungkin, bagaimana caranya..."

Ucapannya terputus oleh Alurim yang sudah kembali. "Cepat, cepat! Aku menemukan rumah Yonsen ternyata masih kosong. Posisinya nyaman, ada tangga pula. Kudengar juga Yesus sudah hampir selesai. Cepat, kawan, sebelum Ia pergi ke tempat lain."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun