Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The Loyal (Cerpen Rohani)

11 Juli 2021   15:06 Diperbarui: 11 Juli 2021   15:20 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Limfonos tersenyum, "Apakah kalian siap, kawan?"

Ketiga sahabatnya mengangguk. Bersama -- sama, mereka menurunkan Octavian melalui celah yang dibuat oleh Limfonos. Pemandangan yang tercipta sungguh mengherankan, namun dapat dipahami oleh khalayak ramai. Beberapa orang sahabat melakukan segala cara agar temannya mengalami mukjizat kesembuhan oleh tabib segala tabib.

Dan sang Tabib pun hanya bisa menghela napas. Sebelum berkata Ia melihat ke atas, menyaksikan teman -- teman Octavianus, dan menatap Octavian. Ia tersenyum.

"Hai, anak -- Ku, dosamu sudah diampuni."

Octavianus membalas senyum Yesus. Ia merasakan tubuhnya dialiri oleh hawa hangat. Perlahan -- lahan ia bisa menggerak -- gerakkan kakinya. Ia yakin bahwa mukjizat telah hadir dalam dirinya. Namun, ternyata kisah penyembuhannya belum usai. Di sebelah kiri, ia menyaksikan muka -- muka yang ditekuk dan tidak setuju dengan ucapan Yesus. Para ahli Farisi. Yesus pun lalu berkata.

"Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan pada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi, supaya kamu tahu, di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa."

Yesus pun memegang lengan Octavian, "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu."

Octavian pun menggerakkan kakinya keluar dari tandu dan menjejak di tanah. Beberapa orang terpekik, lainnya bersorak kegirangan. Ia membereskan tandunya dan berjingkrak kegirangan. Sambil menuju pintu keluar, Octavian bersenandung memuliakan Allah. Beberapa orang di sekitarnya mengikutinya. Ia merasa bahagia bahwa dirinya telah mengalami kesembuhan.

Di pintu, keempat sahabatnya sudah menanti. Octavian merasa semuanya berwajah serupa. Seluruhnya berwajah seperti malaikat. Semuanya juga bersenandung. Dan keseluruhannya memuliakan Allah.

Kisah lain dapat dilihat di sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun